Presiden Jokowi Buka KTT Ulama Islam, Ini Isi Pidatonya

Presiden Jokowi Buka KTT Ulama Islam, Ini Isi Pidatonya
Presiden Joko Widodo dan Syekh Besar Al Azhar Kairo Muhammad al-Thayeb pada pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Wasatiyyah Islam di Bogor, Selasa (1/5). Foto: M Fathra/JPNN

jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo membuka Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Wasatiyyah Islam atau High Level Consultation of World Muslim Scholars On Wasatiyyat Islam (HLC-WMS) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5). Harapannya, forum yang dihadiri ulama dan cendekiawan muslim dari 50 negara itu semakin memperkukuh silaturahmi dan persaudaraan antarumat Islam maupun antarbangsa.

Jokowi -panggilan akrab Joko Widodo- di awal sambutannya memperkenalkan Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Menurutnya, Indonesia memiliki 714 etnis dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang bisa hidup berdampingan dalam keberagaman agama, suku dan budaya.

"Alhamdulilah dalam keberagaman tersebut Indonesia mampu menjaga persaudaraan, toleransi, perdamaian dan persatuan. Keberagaman adalah sumber kekuatan yang membuat kami menjadi bangsa yang kuat, namun sebagai bangsa yang sangat majemuk, kami tidak boleh lengah sedikit pun," kata presiden.

Karena itu, katanya, Indonesia akan terus memupuk perdamaian dan persatuan dengan mengutamakan musyawarah, penuh toleransi, serta kepercayaan yang membawa keadilan sosial dan perdamaian abadi. Umat Islam, katanya, harus memimpin dan memelopori upaya menciptakan perdamaian sekaligus motor penggerak kemajuan dunia.

Jokowi dalam pidatonya juga menyinggung tentang tantangan yang di hadapi negara-negara Islam di bidang ekonomi, politik maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Di tengah pembangunan di negara-negara Islam yang maju pesat, katanya, terdapat perkembangan yang menggelisahkan di berbagai belahan dunia, yakni teknologi komunikasi dan media sosial.

"Di satu sisi dapat meningkatkan interaksi tapi di sisi lain media sosial juga digunakan untuk menyebarluaskan ujaran kebencian bahkan digunakan untuk menyebarluaskan radikalisme," katanya. "Ini berarti tantangan yang lebih berat untuk menyebarkan Islam yang wasathiyah.”

Jokowi mengaku optimistis bahwa poros Islam wasatiyyah akan menjadi arus utama dan memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai, aman, serta menjadi gerakan Islam untuk mewujudkan keadailan sosial. "Kami menyambut gembira forum konsultasi tingkat tinggi ini agar kita bisa berbagi pengalaman dalam mengembangkan toleransi, musyawarah, dalam mengambil jalan tengah," tamnbahnya.(fat/jpnn)


Presiden Jokowi menyatakan, Indonesia akan terus memupuk perdamaian dan persatuan dengan mengutamakan musyawarah, penuh toleransi yang berkeadilan sosial.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News