Rektor IPB Bangga Mentan Amran Paling Berani Lawan Mafia

Rektor IPB Bangga Mentan Amran Paling Berani Lawan Mafia
Mentan Andi Amran Sulaiman. (Foto: Dok JPNN.com)

jpnn.com, BOGOR - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satri memberikan apresiasi terhadap upaya dan program prioritas Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam pemberantasan mafia pangan.

"Pak Menteri Amran ini saya yakin menteri yang paling berani melawan mafia pangan. Tepuk tangan untuk beliau. Dulu dua bulan sebelum diumumkan yang siapa bakal menjadi Menteri Pertanian, saya termasuk yang prediksi Pak Amran yang jadi menterinya. Pak Menteri Amran ini pun selalu hadir diundang IPB," ujar Arif dalam Seminar Nasional Ketahanan Pangan dan Launching IPB SDGs Network di Kampus IPB, Kamis (24/1).

Hadir pada kegiatan tersebut Mentan Andi Amran Sulaiman, Rektor Universitas Hasanuddin, Rektor Universitas Padjajaran, Rektor Universitas Bengkulu, Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Rektor Universitas Majalengka.

Kemudian Rektor Universitas Juanda, Rektor Universitas Pakuan, (Mantan) Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Koordinator IPB SDGs Network, Bayu Krisnamurthi, Ketu Umum Himpunan Alumni IPB, dan para pejabat lingkup IPB.

Arif menjelaskan dalam menyikapi isu-isu strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan, saat ini IPB ini sedang membangun sistem tentang revolusi industri 4.0, sehingga mafia pangan tidak ada lagi. Yakni Agromaritim 4.0 guna menjawab kebutuhan pangan saat ini dan yang akan datang.

"Revolusi industri 4.0 sudah menjadi sebuah keniscayaan, mau tidak mau, suka tidak suka harus dilakukan. Sekarang eranya jadi premium menjadi freemium, jadi semuanya dengan kemajuan teknologi menjadi cepat dan murah," jelasnya.

Menurut Arif Satri, penekanan revolusi industri 4.0 di bidang pertanian yakni teknologi dan inovasi pertanian yang harus serba tepat, seperti pemupukan, menggunakan alat-alat yang cerdas, penggunaan bibit unggul dan menciptakan agro logistik.

Dulu orang berpikir bahwa hulu, hilir, produsen, prosesing, kemudian perdagangan melekat ke konsumen. Namun demikian, sekarang sudah menggunakan web sehingga informasi menjadi simetris dan tidak lagi asimetris.

Nanti tugas Menteri Pertanian akan lebih ringan, tidak lagi berhadap langsung dengan mafia pangan. Inilah gambaran bahwa teknologi pertanian sedang dikembangkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News