Rencana Impor Guru Besar Direspon Beragam

Rencana Impor Guru Besar Direspon Beragam
Menristekdikti M Nasir. Foto: Agus Wahyudi/dok.JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA - Kalangan perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya tidak antusias merespon rencana Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir untuk mendatangkan guru besar dari luar negeri.

Keberadaan para profesor asal Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Australia, Jepang, dan Korea Selatan diharapkan kementerian mampu meningkatkan kelas PTN di Indonesia, sejajar dengan kampus ternama lainnya di dunia.

Sekretaris Institut Teknologi Sepuluh Nopemner (ITS) Melania S Muntini mengatakan, kampusnya selama ini sudah banyak menjalin kerja sama dengan banyak profesor dari kampus di luar negeri. Terutama kerja sama bidang riset.

"Selain itu joint riset, ada joint publikasi, dan joint supervisor. Kalau ITS sesungguhnya sudah banyak kerja sama (dengan kampus luar negeri) dan profesor yang datang, tetapi mereka tidak tinggal di sini (Surabaya)," kata Melania, seperti diberitakan Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

Untuk joint riset dan joint publikasi, kata Melania, cukup komunikasi via email atau aplikasi lain. 

Setelah itu ditindakkanjuti kedatangan profesor asing ke kampus, dan disusul pertemuan di negara mereka. Dalam setahum 2-3 kali untuk kedatangan maupun kunjungan.

Menurut Melania, di ITS kini terdapat 306 doktor yang merupakan calon profesor. Dia menilai impor guru besar tidak relevan. 

Pola yang sudah diterapkan seputar kerja sama yang sudah jalan serta keberadaan mitra dalam berbagai kegiatan lebih dipilih," sebutnya.

SURABAYA - Kalangan perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya tidak antusias merespon rencana Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News