Repatriasi Pengungsi Rohingya Gagal Total, Ini Penyebabnya

Repatriasi Pengungsi Rohingya Gagal Total, Ini Penyebabnya
Pengungsi Rohingya berebut bantuan. Foto: Reuters

jpnn.com - Sukarela menjadi satu-satunya syarat bagi pengungsi Rohingya untuk pulang ke Myanmar. Tanpa itu, pemerintah Bangladesh tidak berhak merepatriasi mereka ke kampung halaman.

Seharusnya repatriasi berlangsung Kamis (15/11). Tetapi, karena tidak ada satu pun yang bersedia pulang ke Myanmar, program tersebut batal lagi.

"Jika para pengungsi Rohingya tidak mau pulang, kami bisa apa? Kami tidak mungkin memaksa," ujar Mohammad Abul Kalam, komisioner repatriasi dan bantuan untuk pengungsi di Bangladesh, kepada Reuters.

Sedianya akan ada 2.260 warga Rohingya dari 485 keluarga yang dipulangkan. Nama mereka tercantum dalam daftar repatriasi yang sudah disepakati pemerintah Bangladesh dan Myanmar.

Jumat (16/11), Badan Pengungsi PBB UNHCR menyatakan sudah mewawancarai sekitar 50 keluarga. Hasilnya, tak ada satu pun yang mau pulang ke Myanmar. Mereka memilih tinggal di kamp pengungsi di Bangladesh.

"Jika mereka (pemerintah Myanmar, Red) memberikan kewarganegaraan kepada kami, kami mau pulang," tegas Nabi Hossain. (sha/c4/hep)


Seharusnya repatriasi berlangsung Kamis (15/11). Tetapi, karena tidak ada satu pun yang bersedia pulang ke Myanmar, program tersebut batal lagi.


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News