Reuni  212 Blunder Politik, Elektabilitas Prabowo Merosot?

Reuni  212 Blunder Politik, Elektabilitas Prabowo Merosot?
Prabowo Subianto menghadiri Reuni 212 di Monas, Jakarta, Minggu (2/12). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Hanura Inas N Zubir menyebut, hasil survei LSI Denny JA menjadi bukti reuni Mujahid 212 yang digelar di Monas, Jakarta, Minggu (2/12) lalu, menjadi blunder politik bagi pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.

Hasil survei terbaru yang dirilis LSI Denny JA, Kamis (20/12) kemarin menunjukkan elektoral pasangan capres nomor urut 02 turun menjadi 30,6 persen, dari sebelumnya pada November lalu 31,2 persen.

Hasil tersebut berbanding terbalik dengan elektoral pasangan capres Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang meningkat menjadi 54,2 persen, dari sebelumnya pada November 53,2 persen.

"Kenapa saya sebut menjadi blunder politik, karena reuni Mujahid 212 sarat dengan politik ambisi untuk Pilpres 2019, sehingga insyaallah tidak lagi mendapat ridho dari Allah SWT yang telah membukakan mata dan hati umat Islam di Indonesia," ujar Inas di Jakarta, Jumat (21/12)

Inas menyebut, mayoritas umat Islam menyadari reuni telah keluar dari kepentingan membela Islam, dan cenderung mengelu-elukan Prabowo Subianto demi ambisi Pilpres 2019.

"Seharusnya, mujahid itu adalah orang yang berjihad dalam ketaatan kepada Allah SWT, di mana kalimat ini berdengung sangat kencang di Pilkada DKI yang lalu. Tapi dalam reuni mujahid 212,  makna mujahid berbalik arah 180 derajat," ucapnya.

Inas juga menyebut materi reuni tak lagi sesuai dengan nasihat ulama. Dia kemudian mengingatkan nasihat yang pernah dikemukakan Ustaz Abdul Somad, untuk memilih pemimpin yang bisa menjadi imam salat.

"Saya kira nasihat itu sangat jelas. Tapi malah dibantah oleh Prabowo dengan mengatakan 'serahkan urusan tersebut kepada ahlinya'. Saya kira ini membuktikan dia memang tidak mampu menjadi imam salat atau bahkan sering juga tidak salat," ucapnya.

Mayoritas umat Islam menyadari reuni 212 telah keluar dari kepentingan membela Islam dan cenderung mengelu-elukan Prabowo Subianto demi ambisi Pilpres 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News