Sarden Bercacing: Siklus dan Peredaran Cacing Anisakis

Sarden Bercacing: Siklus dan Peredaran Cacing Anisakis
Tim gabungan Dinkes Kota Batam, Puskesmas Seilangkai, Sat Pol PP, Kelurahan Tembesi, TNI dan Kepolisian merazia sarden bercacing di Top 100 Tembesi, Sagulung, Sabtu (31/3). Foto: Dalil Harahap/Batam Pos/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Cacing yang ditemukan di dalam sarden merupakan cacing anisakis. Cacing jenis ini merupakan mikroorganisme yang menghuni lautan. Secara alami, anisakis adalah parasit yang menempel pada mamalia laut.

Mantan Kepala Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BBPMHP), Sunarya mengatakan bahwa infeksi cacing pada mamalia laut bersifat insidentil dan tidak selamanya terjadi. Cacing anisakis ini pun hanya menghuni perairan-perairan tertentu. (tau)

Berikut Siklus dan Peredaran Cacing Anisakis simplex:

1. Cacing anisakis simplex (herring worm) merupakan parasit yang hidup di laut. Inangnya adalah mamalia laut seperti Paus dan Lumba-Lumba. Mamalia-mamalia tersebut mengeluarkan kotoran yang berisi telur-telur cacing Anisakis

2. Telur terbuahi di dalam air, larva L2 terbentuk di dalam telur

3. Larva L2 menetas dan terombang-ambing di dalam air

4. Larva L2 ini dimakan oleh udang-udang kecil (krustasea), lalu tumbuh menjadi Larva L3.

5. Krustasea yang terinfeksi Anisakis dimakan oleh ikan-ikan dan cumi-cumi yang lebih besar. Biasanya ikan-ikan permukaan pelagis (seperti Mackarel).

Cacing anisakis merupakan jenis cacing yang ditemukan di dalam sarden bercacing merupakan parasite yang menempel pada mamalia laut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News