Saya Tertarik Memeluk Islam dari Lubuk Hati Paling Dalam

Saya Tertarik Memeluk Islam dari Lubuk Hati Paling Dalam
Hendra Lim, ustaz keturunan Tionghoa mengajarkan Iqro kepada salah satu mualaf di Langgar Darul Muhajirin di komplek perumahan Parit Baru, Kabupaten Tanah Laut. Foto: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

jpnn.com - Di pinggiran Pleihari, Tanah Laut, Kalsel, ada majelis ta'lim yang menampung warga muslim keturunan Tionghoa untuk belajar agama Islam.

Donny Muslim & Muhammad Rifani, Parit Baru, Tanah Laut

Cuaca Kota Pelaihari sore itu (9/6) sedang terik-teriknya. Hawa panas begitu menyergap tubuh. Namun, kami harus berangkat menuju Parit Baru, salah satu kawasan yang ada di pinggir kota Pelaihari.

Ardian Hariansyah, wartawan Radar Banjarmasin(Jawa Pos Group) yang ngepos di Tanah Laut, Kalsel, merekomendasikan kawasan tersebut untuk dikunjungi. "Di sana ada pengajian mualaf dari etnis Tionghoa," sarannya.

Letaknya 10 kilometer dari pusat Tanah Laut. Berada di pinggir kota, Parit Baru dikenal sebagai pemukiman etnis Tionghoa. Warga Tionghoa dari berbagai latar belakang keyakinan hidup rukun dalam satu komplek.

Motor kami berhenti di depan sebuah langgar. Nama langgarnya Darul Muhajirin. Langgarnya kecil. Ukurannya 6x4 meter.

Tak ada ornamen atau warna dominan merah layaknya langgar atau masjid Tionghoa pada umumnya. Namun, kata Ardian, langgar ini adalah satu-satunya tempat yang dijadikan warga muslim Tionghoa di daerah sana untuk melakukan aktivitas keagamaan.

Benar. Saat memasuki ruang induk langgar, kami melihat belasan warga Tionghoa sedang khusyuk belajar membaca Iqra dengan dipandu seorang penyuluh agama.

Di pinggiran Pleihari, Tanah Laut, Kalsel, ada majelis ta'lim yang menampung warga muslim keturunan Tionghoa untuk belajar agama Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News