Senarai Hikayat Para Raja Bali

Senarai Hikayat Para Raja Bali
Tentara Sekutu di Bali, 24 Oktober 1946. Foto: Arsip Nasional Belanda.

jpnn.com - PADA zaman perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949), para raja di Pulau Bali laksana baling-baling di atas bukit. Berpaling ke mana angin bertiup.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Ada delapan kerajaan di Pulau Dewata; Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Bangli, Klungkung, Gianyar dan Karangasem. Masing-masing kerajaan punya gelar kebesaran sendiri-sendiri. 

"Anak Agung" di Buleleng, Jembrana, Gianyar dan Bangli. "Anak Agung Agung" di Karangasem. "I Dewa Agung" di Klungkung. "Cokorda" di Badung dan Tabanan.

Merujuk dasar hukumnya, pemerintah kolonial Hindia Belanda benar-benar menguasai pulau ini secara "utuh", pada 1938. Ditandai dengan terbitnya Staatsblaad No.529, undang-undang yang mengatur tata hidup kerajaan-kerajan di Bali.

Badan gabungan para raja dinamai Paruman Agung. Dan Paruman Agung dikepalai oleh Residen Bali & Lombok--seorang Belanda. 

Artinya, sejak itulah seluruh kerajaan-kerajaan di Bali langsung berada di bawah kuasa pemerintah Hindia Belanda. 

Sebelum itu, terjadi serangkaian perang antara rakyat Bali dan Belanda. Antara lain Puputan Jagaraga di Buleleng (1846-1849) dan Puputan Badung (1906).

PADA zaman perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949), para raja di Pulau Bali laksana baling-baling di atas bukit. Berpaling ke mana angin bertiup.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News