Senator: Penanganan DBD Juga Fokus ke Sekolah

Senator: Penanganan DBD Juga Fokus ke Sekolah
Senator asal DKI Jakarta Fahira Idris. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Saat ini, beberapa daerah telah dinyatakan mengalami kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Sementara di Jakarta, hingga akhir Januari 2016, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, tercatat 611 orang dirawat di rumah sakit di seluruh Jakarta karena menderita DBD.

Selain di permukiman, Dinkes diminta juga fokus melakukan pencegahan DBD di seluruh sekolah yang ada di Jakarta.

“Anak-anak sangat rentan terkena DBD. Hampir tiap hari, dari pagi hingga siang bahkan sore mereka ada di sekolah. Makanya dari 611 orang itu, 40 persennya siswa. Jadi kalau sekolah bebas dari DBD maka kemungkinan terjangkit sangat minim. Saya minta Dinkes juga fokus ke semua sekolah-sekolah di Jakarta. Kita sangat berharap, DBD di Jakarta jangan sampai memakan korban dan jangan sampai terjadi KLB. Pemprov harus serius, sama seriusnya dengan mengurus banjir,” ujar Senator asal DKI Jakarta Fahira Idris di Komplek Parlemen RI, Senayan, Jakarta (9/2).

Menurut Fahira, pencegahan DBD bukan hanya tugas Pemprov DKI Jakarta tetapi seluruh warga. Meski begitu, Pemprov DKI adalah aktor utama penangan DBD. Ini karena dari tiga poin penting pencegahan DBD mulai dari pengobatan penderita DBD, pemberantasan nyamuk hingga program 3M (menguras, menutup dan mengubur), peran Dinkes sangat signifikan.

“Agar DBD tidak menular, penderita DBD harus mendapatkan pengobatan dan penanganan yang baik dan benar, termasuk diisolasi dan ini domainnya ada di Dinkes dan Rumah Sakit,” katanya.

Menurutnya, membunuh nyamuk yang efektif lewat pengasapan juga domainnya Dinkes. Hanya 3M, kata dia, peran masyarakat signifikan. Hal itu juga harus ada kampanye dari Dinkes.

Wakil Ketua Komite III DPD ini juga mengingatkan selama musim hujan, biasanya DBD mewabah. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta harus memastikan tidak ada pasien DBD yang ditolak oleh Rumah Sakit karena ruang perawatan penuh atau alasan teknis lainnya. Selain itu, stok darah juga harus dijamin ketersediaanya.

“Jangan sampai ada pasien DBD yang ditolak. Stok darah yang biasanya pada Januari dan Februari menipis harus dicari solusinya agar terus ada. Pencegahan DBD ini sama pentingnya dengan pencegahan banjir selama musim hujan. Jadi Pemprov Jakarta harus bisa fokus menangani DBD,” kata Fahira.(fri/jpnn)


JAKARTA – Saat ini, beberapa daerah telah dinyatakan mengalami kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Sementara di Jakarta,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News