Sentimen Anti-Imigran Kembali Membara di Eropa

Sentimen Anti-Imigran Kembali Membara di Eropa
Aktivis sayap kanan Inggris dalam sebuah aksi demonstrasi antiimigran. Foto: Associated Press

jpnn.com, JENEWA - Dua aksi kriminal yang melibatkan imigran Afghanistan di Eropa membuat UNHCR repot. Sebab, sentimen negatif terhadap komunitas imigran dari negara konflik itu langsung meningkat.

Tidak mau sampai lahir aksi rasis, Komisioner Tinggi UNHCR untuk Urusan Pengungsi Filippo Grandi buru-buru angkat bicara.

’’Saran saya, biarkan proses hukum berjalan dulu,’’ ujar Grandi sebagaimana dilansir Reuters kemarin, Selasa (11/9).

Dia menanggapi penikaman terhadap tujuh orang di Paris, Prancis, Minggu (9/9). Dalam insiden tersebut, pelaku yang berasal dari Afghanistan dapat dibekuk. Kini pemuda itu meringkuk di tahanan.

Pada hari yang sama, dua warga Afghanistan di Jerman ditangkap polisi. Keduanya ditahan Kepolisian Kota Koethen, Jerman, setelah diduga bersekongkol dalam pembunuhan. Korban adalah pemuda Koethen. Insiden tersebut sempat memicu protes massa ultrakanan Jerman.

Di dua negara itu, desakan agar pemerintah mengusir imigran asal Afghanistan menguat. Namun, Grandi menegaskan bahwa repatriasi bukanlah solusi untuk meredam kriminalitas imigran.

’’Kami sadar ada tekanan untuk memulangkan mereka. Tapi, kami harap langkah itu dipertimbangkan dengan hati-hati,’’ ungkapnya. (bil/c14/hep)


Dua aksi kriminal yang melibatkan imigran Afghanistan di Eropa membuat UNHCR repot. Sebab, sentimen negatif terhadap komunitas imigran meningkat


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News