Separator Busway Hamburkan Rp 160 Miliar

Separator Busway Hamburkan Rp 160 Miliar
Separator Busway Hamburkan Rp 160 Miliar
KALANGAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengkritik kinerja Pemprov DKI dalam pembenahan Transjakarta. Mulai dari soal peningkatan infrastruktur, hingga peningkatan kenyamanan bagi penumpang. Sebab, apa yang dilakukan pemprov kerap tak disertai kajian yang komprensif. Akibatnya, hanya berujung pada habisnya anggaran daerah tanpa hasil memuaskan.

Misalnya dalam pembangunan infrastruktur berupa separator busway. Saat ini, separator busway yang ada dianggap terlalu rendah sehingga mudah diterobos oleh pengguna jalan non busway. Akhirnya, pemprov berencana meninggikan separator hingga mencapai 50 sentimeter dengan perkiraan anggaran mencapai Rp 160 miliar.

"Mengapa peninggian separator hingga 50 sentimeter agar tak bisa diterobos kendaraan lain tidak dilakukan sejak awal pembangunanya? hal ini menunjukkan kajian dalam pembangunan Transjakarta tidak komprehensif," kata M Sanusi, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta pada wartawan.

 

Dijelaskan Sanusi, rencana pembangunan separator setinggi 50 sentimeter menunjukan kegagalan kajian saat awal pembuatan pembatas lajur bus Transjakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus menjelaskan kepada masyarakat, hasil kajian awal pembangunan separator. Pasalnya, dengan merekomendasikan sejumlah dana untuk pembangunan kembali, sama saja dengan menghilangkan asset daerah dan menghamburkan hamburkan anggaran. "Hal ini tentu tak bisa dibiarkan mesti ada penjelasan secara rinci," ujarnya.

KALANGAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengkritik kinerja Pemprov DKI dalam pembenahan Transjakarta. Mulai dari soal peningkatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News