Sepenggal Kisah Patmi, Kartini Kendeng Menyemen Kaki

Sepenggal Kisah Patmi, Kartini Kendeng Menyemen Kaki
Sahabat-sahabat Patmi, saat mengenang almarhumah di LBH Jakarta. Foto: Andrian Gilang/JPNN.com

"Dia tidak mau ‎pulang, katanya saya disuruh tinggalkan dia," ucap Ani.

Dia tidak menyangka Patmi akan pergi untuk selama-lamanya. "Tapi enggak tahu jadinya seperti ini," ‎ungkap Ani.

Pengacara publik LBH Jakarta M. Isnur menceritakan kronologi wafatnya Patmi. Dia menjelaskan, coran semen telah dilepas dari Patmi pada pukul 23.00 WIB.

Sehabis mandi, Patmi merasakan sakit dada. Pada saat itu dokter yang ‎mendampingi para petani Kendeng dipanggil untuk melakukan pemeriksaan terhadap Patmi.

"‎Dokter menduga serangan jantung. Kemudian dibawa ke Carolus. Sampai di sana 02.50 WIB, diterima 02.55 WIB. Oleh dokter di sana disebut kematian mendadak, " tutur Isnur.

Isnur menyatakan, Patmi sebelumnya dalam keadaan sehat. Bahkan, ketika melakukan aksi, Patmi ceria. "Kejadian pagi ini membuat kami kaget," ucapnya. (gil/jpnn)


Kepergian Patmi (48) untuk selama-lamanya mendatangkan kepedihan bagi sahabatnya. Patmi merupakan seorang petani di kawasan Pegunungan Kendeng.


Redaktur & Reporter : Gilang Sonar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News