Serangan Siber Ancam Kepentingan Nasional
jpnn.com, JAKARTA - Tren serangan siber yang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini berpotensi mengancam kepentingan nasional.
Untuk itu, diperlukan kerja sama semua pihak untuk menangkal berbagai serangan sekaligus menekan risiko yang ditimbulkan.
Direktur Ekskutif Information and Communication Technology (ICT) Institute, Heru Sutadi mengatakan tidak ada sebuah sistem yang sepenuhnya aman dari gangguan keamanan siber.
Begitu pula dengan sistem digital di Indonesia yang tak akan luput dari serangan siber.
“Pihak yang tidak bertanggungjawab akan memanfaatkan celah keamanan sekecil apa pun. Perkembangan kejahatan siber meningkat baik secara kuantitas dan kualitas,” kata Heru di Jakarta, Jumat (12/4).
Heru menjelaskan berbagai kejadian di dunia sudah menunjukkan fakta ini. Sebut saja kebocoran 87 juta data Facebook yang terjadi pada 2018.
Belakangan sebuah perusahaan keamanan siber UpGuard bahkan menemukan jumlah data yang bocor lebih besar lagi.
Padahal, Facebook yang menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia memiliki sistem keamanan yang sangat ketat.
Tidak ada sebuah sistem yang sepenuhnya aman dari gangguan keamanan siber. Begitu pula dengan sistem digital di Indonesia yang tak akan luput dari serangan siber.
- Amerika, Korsel dan Jepang Waspadai Aksi Penyamaran Pasukan Siber Korut
- Ikhtiar MTM dalam Meningkatkan Kewaspadaan Ancaman Siber
- Anak Buah Irjen Iqbal Perkuat Keamanan Siber Jelang Pemilu 2024
- 5 Dampak Positif Implementasi CSIRT Bagi Perusahaan
- CISSReC Ingatkan Pengamanan Aplikasi Sirekap Harus Diperketat
- Jaksa Agung ST Burhanuddin Dorong Jajarannya Jadikan Hukum Panglima di Indonesia