Setiap akan Bangun Jembatan di Papua Ada Upacara Adat

 Setiap akan Bangun Jembatan di Papua Ada Upacara Adat
Lokasi pembantaian pekerja oleh KKB di Papua. Foto: Dok Kementerian PUPR

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah pekerja PT Istaka Karya menjadi korban kebrutalan KKB (kelompok kriminal bersenjata) di Papua.

Sekretaris Perusahaan PT Istaka Karya Yudi Kristanto menyampaikan pengerjaan 14 lokasi jembatan di Papua melibatkan putra daerah. Dirinya menerangkan, di lokasi terjadinya penembakan didominasi pekerja dari Toraja, Sulawesi. “Putra daerah ada juga di lokasi proyek lain,” jelasnya pada Jawa Pos.

Pengamanan juga melibatkan masyarakat setempat dalam upaya pendekatan sosiokultural. Persentase jumlah putra daerah belum bisa disampaikan karena di setiap lokasi berbeda-beda. Untuk masuk ke wilayah-wilayah pendekatan melibatkan putra daerah.

Sebanyak 28 orang korban dari PT Istaka Karya ada satu dua orang putra daerah yang lolos. “Nggak terlalu banyak, di titik lain lumayan banyak,” jelasnya.

Pendekatan dengan tetua adat menurutnya sudah dilakukan dengan baik. Terkait persepsi yang mengatakan lebih baik berkoordinasi dengan putra daerah untuk keamanan karena TNI lebih dianggap musuh, menurutnya itu bisa benar bisa tidak.

PT Istaka Karya menurutnya sudah berkoordinasi dengan dua pihak, yakni TNI dan tetua adat setempat. Setiap akan membangun jembatan juga dilakukan upacara adat. “Ada upacara bakar batu,” paparnya.

Pekerja yang direkrut adalah pekerja proyek harian lepas bukan karyawan. Banyak yang mempertanyakan apakah pekerja diasuransikan. Pekerja harian lepas tidak diasuransikan karena mereka bekerja tidak terlalu lama sekitar 6 bulan ke atas.

Hal ini menjadi kendala untuk mengansuransikan. “Kita gonta ganti orang, kendalanya itu,” terangnya.

Pihak PT Istaka Karya memberikan penjelasan terkait status pekerja yang menjadi korban kebrutalan KKB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News