SMK Kesehatan PGRI Jumlah Guru 18, Siswanya 15

SMK Kesehatan PGRI Jumlah Guru 18, Siswanya 15
Siswa SMK melaksanakan UNBK. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon/JPNN.com

jpnn.com, MAGETAN - Beberapa sekolah swasta di Magetan, Jatim, terancam gulung tikar. Persoalannya karena jumlah siswa yang minim. Hal itulah yang dialami oleh SMK Kesehatan PGRI Magetan.

Tercatat mereka hanya mempunyai 15 siswa. Terdiri dari Kelas XII sebanyak 8 siswa, kelas XI (5 siswa) dan kelas X (2 siswa). Meski demikian, pihak sekolah tidak berencana untuk menutup sekolah tersebut. Paling tidak hingga dua tahun ke depan sampai semua siswa lulus.

"Kami tetap akan menjalankan sekolah ini. Kami tidak akan menutupnya," terang Kepala SMK Kesehatan PGRI Magetan Sugianto.

Alasan Sugianto ingin mempertahankan sekolahnya adalah melindungi para guru. Setidaknya ada 18 guru yang mengajar di SMK yang beralamat di Jalan Tripandita tersebut. Menurutnya, jika sekolah tutup mereka akan menganggur.

"Eman jika guru dengan kemampuan di berbagai bidang itu harus menganggur. Para guru pun selama ini tidak pernah menuntut gaji yang besar. Dibayar seadanya. Kalau sekolah tidak memiliki uang, ya tidak dibayar. Namanya juga sekolah swasta," bebernya.

BACA JUGA: Sudah 99,21 Persen MA Siap UNBK

Uang sumbangan dari wali murid, kata Sugianto lebih diutamakan untuk operasional sekolah. Pasalnya, dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang didapatnya minim. Lantaran jumlah siswa yang juga minim. Setiap tiga bulan sekali, sekolah hanya mendapat BOS sebesar Rp 2,6 juta.

Sementara untuk sharing dengan wali murid, tidak bisa dilakukan. Mayoritas, siswa yang bersekolah di SMK kesehatan PGRI adalah warga tidak mampu. "Yayasan tidak mau tahu tentang kebutuhan operasional tersebut. Yayasan hanya menyediakan gedung dan lahan," ungkapnya.

Nasib sejumlah sekolah swasta di Magetan berada diujung tanduk bahkan terancam gulung tikar, salah satunya SMK Kesehatan PGRI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News