Soemarsono, Si Pengusul 10 November Hari Pahlawan Berpulang

Soemarsono, Si Pengusul 10 November Hari Pahlawan Berpulang
Soemarsono. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.

jpnn.com - Rinai membasahi bumi pertiwi. Sebuah surat elektronik tiba. Kemarin, 8 Januari 2019, Soemarsono meninggal di Sydney, Australia. Tak hanya memimpin perang 1945 di Surabaya, dia-lah yang mengusulkan 10 November jadi Hari Pahlawan.

Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network

Kisah tentang Soemarsono pertama saya ketahui dari Jawa Pos. Ditulis langsung oleh Pak Bos Dahlan Iskan.

Setelah membaca itu. Berkali-kali. Muncul pertanyaan, kenapa lakon Soemarsono tak diulas dalam buku pelajaran sejarah sekolah? Padahal dia pimpinan Bung Tomo.

Sejurus kemudian. Bulan puasa Agustus 2010, sayup-sayup terdengar kabar Soemarsono di Indonesia. Dan hadir dalam acara buka puasa bersama di Rumah Perubahan, Jakarta Selatan.

Malam di bulan penuh berkah itu, saya memotretnya dari berbagai sisi. Dan bertanya tentang apa saja.  

Alhasil, potret dan senarai kisahnya diketengahkan dalam sebuah pameran tunggal merayakan Hari Pahlawan 10 November 2010 di Universitas Bung Karno, Menteng, Jakarta.

Waktu itu, menapaki usia 90 tahun, bicaranya masih lugas dan jelas. Lenggang langkahnya kokoh tanpa bantuan tongkat. 

Tak hanya memimpin perang 1945 di Surabaya, dia-lah yang mengusulkan 10 November jadi Hari Pahlawan. Soemarsono meninggal di Sydney, kemarin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News