Sri Lanka Masih Mencekam, Aparat Keamanan pun Tertekan

Sri Lanka Masih Mencekam, Aparat Keamanan pun Tertekan
Polisi Sri Lanka berjaga di dekat salah satu lokasi serangan bom Paskah. Foto: AFP

jpnn.com, KOLOMBO - Pada hari berkabung nasional kemarin, Selasa (23/4) masyarakat Sri Lanka tidak bisa khusyuk. Mereka masih dihantui kabar-kabar serangan lanjutan. Menurut The Guardian, kepolisian di Kolombo sedang mencari sebuah truk atau van. Kendaraan itu diakui menyimpan peledak.

Kabar tersebut cukup meyakinkan saat fakta baru penyelidikan terungkap. Rupanya, ada hotel keempat yang menjadi sasaran. Namun, aksi itu gagal.

Tidak jelas bomnya gagal meledak atau pelakunya berubah pikiran. ''Pelaku ini check in di hotel sehari sebelumnya. Sama dengan pelaku bom bunuh diri hotel lainnya,'' ungkapnya.

Karena curiga, staf hotel melapor ke pihak berwajib. Pria tersebut dilacak sampai penginapan di dekat Kebun Binatang Dehiwala. Namun, di sana dia meledakkan diri menyeret dua korban jiwa lainnya.

Jumlah korban jiwa setelah serangan itu memang terus bertambah. Terakhir, 321 orang dinyatakan sudah meninggal. Lebih dari 500 orang terluka akibat ledakan bom di delapan lokasi terpisah. PBB menyatakan bahwa 45 korban meninggal adalah anak-anak.

Aparat penegak hukum merasa tertekan. Penyelidikan terpisah dilakukan untuk memeriksa peran pihak berwenang terhadap pencegahan aksi tersebut.

BACA JUGA: Keheningan Membekap Sri Lanka

Nyatanya, rencana keluarga anggota NTJ itu sudah bocor dan diketahui petinggi kepolisian. ''Unit intelijen sudah mengetahui rencana ini dan membuat laporan. Tapi, informasi ini hanya beredar di beberapa petinggi,'' kata Wijewardene dilansir Associated Press.

Pada hari berkabung nasional kemarin, Selasa (23/4) masyarakat Sri Lanka tidak bisa khusyuk. Mereka masih dihantui kabar-kabar serangan lanjutan.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News