Sudah Saatnya Mengurangi Pemakaian Botol Plastik

Sudah Saatnya Mengurangi Pemakaian Botol Plastik
Ilustrasi botol plastik. Foto: Pixabay

jpnn.com - Botol plastik yang selalu Anda isi ulang tidak dibuat untuk diisi ulang - yang berarti bisa berpotensi untuk melepaskan bahan kimia dan menyimpan bakteri berbahaya.

Secara khusus, ada kekhawatiran tentang Bisphenol A (BPA) - bahan kimia kontroversial yang digunakan dalam pembuatan plastik dan diperkirakan bisa mengganggu hormon seks.

"Bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam botol plastik bisa memengaruhi setiap sistem di tubuh kita," kata Dr. Marilyn Glenville, seperti dilansir laman India Times, Kamis (6/12).

Mereka bisa memengaruhi ovulasi dan meningkatkan risiko masalah hormonal seperti PCOS, endometriosis dan kanker payudara. Ini adalah sentimen yang dimiliki oleh NHS juga, yang telah mengonfirmasi bahwa BPA berpotensi untuk bermigrasi ke minuman.

Ilmu pengetahuan belum sepenuhnya mengetahui dengan jelas tentang bagaimana BPA bisa memengaruhi manusia. BPA bisa meniru hormon dan mengganggu sistem kelenjar endokrin, yang melepaskan hormon di sekitar tubuh.

Tapi selain dari ini, ada efek samping lain yang berpotensi mengkhawatirkan dari topping bakteri botol air Anda.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Treadmill Reviews, periset menemukan bahwa botol air yang setelah digunakan oleh seorang atlet selama seminggu memiliki jumlah bakteri tertinggi yang mencapai lebih dari 900.000 unit pembentuk koloni per cm persegi rata-rata.

Ditemukan juga bahwa 60 persen kuman yang mereka temukan di botol air mampu membuat orang sakit. Jadi apa yang bisa Anda lakukan untuk menghindari sakit?

Botol plastik yang selalu Anda isi ulang tidak dibuat untuk diisi ulang - berarti bisa berpotensi untuk melepaskan bahan kimia dan menyimpan bakteri berbahaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News