Sudan Selatan Siap Cerai

Referendum Tentukan Pisah dengan Utara

Sudan Selatan Siap Cerai
Sudan Selatan Siap Cerai
JUBA - Hari bersejarah bagi warga Sudan terjadi kemarin (9/1). Sekitar empat juta penduduk Sudan selatan menggunakan hak suaranya dalam referendum kemerdekaan yang akan memisahkan wilayah tersebut dengan utara. Referendum tersebut punya potensi kuat akan berujung pada berdirinya negara baru di dunia.

Penduduk Sudan selatan, mayoritas Afrika Kristen, menuntut agar wilayah mereka dipisah dengan Utara, yang sebagian besar Arab muslim. Referendum itu, jika dimenangi kelompok pro kemerdekaan, akan membelah Sudan menjadi dua negara. Kelompok masyarakat di Utara sendiri telah berjanji akan melepas Selatan dengan damai. Lima tahun lalu Sudan baru saja mengakhiri perang sipil, lebih dari dua dasawarsa.

"Hari ini adalah momen bersejarah yang sudah dinanti rakyat Sudan Selatan," ujar Presiden Sudan Selatan Salva Kiir saat menggunakan hak pilihnya di depan ratusan warga yang memberikan semangat kepadanya di depan salah satu tempat pemungutan suara. Aktivis Sudan, George Clooney dan Senator AS John Kerry juga menyaksikan Kiir.

Kiir, mengenakan pakaian yang menjadi ciri khasnya, topi koboi hitam, tampak emosional ketika mengingat dua juta orang tewas akibat perang sipil 1983-2005. Dia juga memberikan penghormatan khusus kepada pemimpin pemberontak John Garang, yang tewas dalam kecelakaan pesawat sesaat setelah menandatangani kesepakatan damai.

JUBA - Hari bersejarah bagi warga Sudan terjadi kemarin (9/1). Sekitar empat juta penduduk Sudan selatan menggunakan hak suaranya dalam referendum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News