Sumur Minyak di Riau Tinggal Sejarah

Sumur Minyak di Riau Tinggal Sejarah
Sumur Minyak di Riau Tinggal Sejarah
JAKARTA- Provinsi Riau sempat diandalkan sebagai penyumbang 70 persen produksi minyak nasional. Mayoritas sumur dan kilang minyak nasional berada di provinsi ini hingga menjadikannya sebagai daerah yang kaya raya. Sayangnya, semua itu disebut hanya menjadi sejarah manis masa lalu karena dalam beberapa tahun terakhir, lifting minyak dari perut bumi Riau terus menurun.

 

"Tidak ada sumur terbarukan lagi, seperti yang sebesar Cepu. Bahkan sumur minyak di Riau yang dulu juga terbesar, sekarang hanya tinggal masa lalu," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Kamis (19/5).

Sejarah pernah mencatat, produksi minyak Indonesia pernah mencapai 1,3 juta barel per hari (bph). Karenanya Indonesia masuk menjadi anggota OPEC, sebagai negara penghasil minyak terbesar. "Tapi itu dulu, sekarang jangankan 1 juta. Target 970 bph bahkan 900 bph saja kita sudah sangat kesulitan. Termasuk yang di Riau, nyaris di semua sumur dan kilangnya mengalami penurunan produksi sangat signifikan," kata Bambang.

Penyebab turunnya produksi ini kata Bambang, karena eksploirasi minyak termasuk kegiatan yang renewable energy atau energi yang tidak terbaharukan. Sehingga faktor usia sumur, turut mempengaruhi. Selain itu karena faktor tekhnologi yang membutuhkan investasi tingkat tinggi.

JAKARTA- Provinsi Riau sempat diandalkan sebagai penyumbang 70 persen produksi minyak nasional. Mayoritas sumur dan kilang minyak nasional berada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News