Tak Tega pada Petugas KPPS, Bu Risma Minta Pemilu dengan Sistem Elektronik
jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengusulkan pemilu berikutnya memanfaatkan sistem elektronik. Jadi, tidak memberatkan petugas. Terutama dalam penghitungan suara.
Wali kota dua periode itu menilai, yang paling memberatkan petugas adalah penghitungan. Misalnya, saat melihat hasil coblosan di kertas suara calon legislatif.
Tidak hanya membuka kertas suara lebar-lebar, petugas juga harus menghitung ribuan surat suara dalam pemilu serentak.
"Kami juga tak mengira harus tanda tangan sekian banyak. Saya tidak bayangkan seberat itu," ujar Risma setelah mengunjungi keluarga almarhum Badrul Munir, anggota KPPS di TPS 19 Kedung Baruk.
Sebelumnya, Risma mengunjungi dua keluarga lainnya yang juga menjadi petugas di TPS. Yakni, keluarga almarhum Tomy Heru Siswantoro di Karanggayam Teratai 24 dan Sunaryo di Kapas Madya Baru.
Risma mengungkapkan bahwa pemilu bisa menggunakan sistem elektronik. Sebab, itu akan mempermudah penghitungan.
"Mungkin tidak akan seberat ini kalau pakai elektronik," ungkap Risma. Di Surabaya memang ada banyak sistem yang dibantu dengan menggunakan piranti elektronik hingga diduplikasi secara nasional.
Namun, buru-buru Risma menyebutkan bahwa dirinya tidak mengetahui secara mendalam terkait dengan sistem elektronik untuk pemilu tersebut.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi keluarga dari petugas TPS yang meninggal saat bertugas.
- 4 Menteri Kompak di Sidang PHPU, Bansos Tak Terkait Pilpres 2024
- 2 Petugas KPPS di Inhu Meninggal Dunia, AKBP Dody Wirawijaya Sampaikan Belasungkawa
- Pelaku Penggelapan Honor KPPS Dijerat Pasal Berlapis, Sukurin
- Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Dapat Santunan Rp 36 Juta, Kalau Sakit Sebegini
- Kemenkes Mencatat 57 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia Per 17 Februari
- Honor Petugas KPPS Dibawa Kabur, Sisanya Tinggal Rp 17 Juta