Tanpa BJ Habibie, Tidak Ada PT INKA

Tanpa BJ Habibie, Tidak Ada PT INKA
Prosesi pemakaman jenazah BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, MADIUN - Direktur Utama PT Industri Kereta Api/INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan pendirian perusahaan kereta api satu-satunya di Asia Tenggara tersebut diinisiasi oleh BJ Habibie.

"BJ Habibie adalah pendiri PT INKA. Tanpa beliau, tidak ada INKA. Waktu itu beliau menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala BPPT," ujar Budi Noviantoro kepada wartawan di Madiun, Jatim, Kamis (12/9).

Menurut dia, hal yang melatarbelakangi pendirian PT INKA adalah karena kinerja perkeretaapian di Indonesia yang terus menurun, yang puncaknya terjadi pada 1970-an.

"Saat itu jumlah sarana perkeretaapian di Indonesia seperti lokomotif, kereta penumpang, dan gerbong barang yang dimiliki Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) terus berkurang," kata dia.

Rinciannya sesuai data adalah, pada masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda tahun 1939, jumlah lokomotif uap sebanyak 1.260 unit, kereta penumpang 3.350 unit, dan gerbong barang 27.200 unit.

Pada tahun 1953, jumlahnya menurun, dengan jumlah lokomotif uap sebanyak 1.045 unit, kereta penumpang 2.810 unit, dan gerbong barang 23.280 unit.

Kemudian di tahun 1970-an, jumlah sarana perkeretaapian Indonesia makin menurun drastis, yakni lokomotif uap hanya ada 549 unit, kereta penumpang 1.420 unit, dan gerbong barang 13.970 unit.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Indonesia lalu melakukan impor. Namun, ketergantungan kepada impor berakibat berkurangnya devisa negara. Tercatat menjelang tahun 1980, sarana yang diimpor meliputi 63 unit lokomotif diesel, tiga unit lokomotif diesel elektrik, serta lima set KRD dan KRL.

Atas inisiasi BJ Habibie, pemerintah kemudian mendirikan PT INKA sebagai wahana transformasi industri dan alih teknologi perkeretaapian di Tanah Air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News