Tatapan Nandang Kosong tapi tak Pernah Ngamuk

Tatapan Nandang Kosong tapi tak Pernah Ngamuk
Nandang Triyana (kanan), pelaku pengejaran terhadap KH Hakam Mubarok, dipertemukan dengan keluarganya di RS Bhayangkara, Surabaya, Rabu (21/2).FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

jpnn.com, CIREBON - Masih ada cerita tentang sosok Nandang Triyana, 23, pelaku pengejaran terhadap KH Hakam Mubarok, pengasuh ponpes di Lamongan, Jatim.

Orang tuanya, pasangan Satibi dan Sriana, merupakan warga RT 11 RW 03 Desa Lemahabangkulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jabar.
----
Sekitar empat tahun silam, suasana bahagia yang meliputi resepsi pernikahan di Desa Lemahabang Kulon tiba-tiba berubah.

Suasana panik sempat melanda tatkala dalam kondisi tersebut salah satu anggota keluarga dikabarkan kabur.

Ya, peristiwa tersebut adalah ketika Nandang Triyana untuk pertama kalinya kabur dari rumahnya. Dia kabur saat kedua orang tuanya, Satibi dan Sriyani, tengah membantu menyiapkan resepsi pernikahan salah satu kerabat.

Karena sibuk, keduanya tak sempat mengawasi Nandang. Cerita ini disampaikan Tati (65) bibi Nandang yang ditemiu Radar Cirebon (Jawa Pos Group).

Dikatakan Tati, Nandang adalah anak pertama dari pasangan Satibi dan Sriyani. Nandang terlahir dengan normal. Bahkan sempat mengenyam pendidikan formal tingkat SD dan SMP.

Tapi diakuinya, Nandang tidak bisa menyelesaikan pendidikannya karena ketidakmampuan keluarga. “Yang saya ingat, Nandang tidak selesai SMP-nya. Sampai kelas berapanya saya kurang jelas,” jelas Tati.

Namun demikian, saat lahir dan sekolah, Nandang sebenarnya normal dan tidak memiliki tanda-tanda gangguan kejiwaan.

Nandang Triyana, pelaku pengejaran terhadap KH Hakam Mubarok, tidak bisa menyelesaikan pendidikannya karena ketidakmampuan keluarga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News