Tawuran Antargeng Penjara, 55 Napi Tewas

Tawuran Antargeng Penjara, 55 Napi Tewas
Polisi Brasil menjaga ketat penjara-penjara di Amazonas setelah terjadi tawuran maut antargeng di sejumlah lapas. Foto: AFP

jpnn.com, BRASILIA - Dalam dua hari, 55 nyawa narapidana terenggut di penjara Brasil. Mereka tewas karena pertarungan antargeng. Mayoritas kehilangan nyawa lantaran sesak napas akibat dicekik. Sisanya ditusuk benda tajam. Mereka yang meninggal rata-rata dari kelompok yang sama. Kasus tersebut tengah diselidiki pihak yang berwenang.

"Saya baru saja berbicara dengan Menteri Kehakiman Sergio Moro. Dia mengirimkan tim intervensi penjara ke Amazonas untuk membantu kami mengatasi krisis saat ini," ujar Gubernur Amazonas Wilkson Lima seperti dikutip Agence France-Presse. Seluruh insiden terjadi di empat penjara yang terletak di Amazonas.

Kerusuhan pertama terjadi Minggu (26/5) sekitar pukul 11.00 di kompleks penjara Anisio Jobim, Manaus, Amazonas. Pertengkaran terjadi saat jam besuk. Para tahanan saling serang. Beberapa membawa sikat gigi yang sudah diruncingkan untuk menusuk tahanan yang menjadi lawan mereka. Sebanyak 15 narapidana dilaporkan tewas.

Perkelahian antar-tahanan sudah biasa terjadi di Brasil. Namun, selama ini ada aturan tidak tertulis. Yaitu, dilarang bertengkar di depan keluarga yang tengah berkunjung. Perkelahian itu membuat para pengunjung panik dan histeris. Situasi baru terkendali sekitar 45 menit kemudian.

"Ini bukan pemberontakan. Ini adalah perkelahian antar-tahanan," ujar Kolonel Marcus Vinicius, petugas yang bertanggung jawab di rutan-rutan Amazonas. Karena itulah, tidak ada sipir yang menjadi korban atau disandera.

Selang sehari, kerusuhan serupa terjadi di empat tahanan sekaligus. Total 40 narapidana tewas. Perinciannya, 25 orang tewas di penjara Antonio Trindade Penal Institute, 6 orang di penjara Puraquequara, 5 orang di Pusat Penahanan Sementara Khusus Pria, dan 4 lainnya di penjara Anisio Jobim.

Para tahanan tersebut diketahui tewas saat inspeksi rutin. Seperti sebelumnya, mayoritas dibunuh dengan cara dicekik dan ditusuk benda tajam. Tidak ada penggunaan pisau maupun senjata api. Mereka yang berkelahi dari dua kelompok geng narkoba yang berbeda. Pembunuhan dalam waktu hampir bersamaan itu seakan sudah terkoordinasi.

"Fakta tersebut memberi kesan bahwa itu adalah aksi pembalasan," ujar Robert Muggah, direktur penelitian di Igarape Institute. (sha/c6/dos)


Dalam dua hari, 55 nyawa narapidana terenggut di penjara Brasil. Mereka tewas karena pertarungan antargeng. Mayoritas kehilangan nyawa lantaran sesak napas akibat dicekik.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News