Tiga Hotel Tiga Malam

Oleh Dahlan Iskan

Tiga Hotel Tiga Malam
Dahlan Iskan menyaksikan turis Eropa mengenakan abaya di Masjid Hariri, Beirut, Lebanon. Foto: Instagram/dahlaniskan19

jpnn.com - Ini salah saya sendiri: tidak mau bikin rencana jauh hari. Akibatnya: tidak mudah cari hotel. Saat di Istanbul kemarin. Di sekitar tahun baru itu.

Tapi itu baik juga. Bisa pindah-pindah hotel. Sambil mengenal kawasan yang berbeda.

Apalagi kota Istanbul ini begitu luas. Buyuk Sehir. Kotanya pun di bagi dua: Atasehir dan Bahcesehir.

Yang di benua Asia disebut Atasehir. Yang di Eropa disebut Bahcesehir. Dipisahkan Selat Bosphorus.

Yang di kawasan Eropa pun (Bahcesehir) dibagi dua: kota lama dan Kota Bosphorus. Yang dipisahkan laut sempit. Yang menjorok jauh ke dalam daratan Istanbul. Disebut Teluk Golden Horn.

Hari pertama saya bermalam di kota lama. Dekat Masjid Biru. Dengan gang-gangnya yang naik turun bukit. Yang penuh dengan toko mode. Salon. Money changer. Kebab. Doner. Iskender. Toko buah.

Jalan-jalannya penuh manusia. Kasir di toko baju pun diantre panjang. Hotel saya ramai dengan tamu Afrika Selatan. Yang Islami. Banyak juga yang seperti kulakan dagangan.

Di kawasan ini saya bertemu para mahasiswa Indonesia. Yang seru itu. Yang mengesankan itu.

Sudah lebih seribu tahun tidak ada orang Turki yang berani nembangun masjid dengan enam menara. Hanya Recep Erdogan yang punya nyali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News