Tolak Madrasah Diniyah jadi Ekskul sejajar Futsal atau Musik

Tolak Madrasah Diniyah jadi Ekskul sejajar Futsal atau Musik
Bu Guru dan siswa di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan sekolah lima hari juga alot di internal pemerintah. Pada 9 Agustus lalu sudah keluar rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Namun dari Kementerian Agama (Kemenag) masih keberatan dengan sejumlah poin di dalam rancangan Perpres itu.

Salah satu poros keberatannya Kemenag adalah klausul bahwa madrasah diniyah (madin) dijadikan ekstrakurikuler. Klausul ini tertuang dalam Pasal 7 draft Perpres PPK.

Keberatan lainnya adalah masih banyaknya nomenklatur yang menyebutkan sekolah lima hari. Padahal Perpres itu sejak awal difokuskan untuk pendidikan karakter.

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan tidak tepat jika madin diposisikan sebagai ekstrakurikuler seperti musik, bermain futsal, basket, dan sejenisnya. Apalagi nanti madin itu dimasukkan sebagai salah satu ekstrakurikuler pilihan siswa.

’’Sekarang mas aja kalau disuruh milih ekstrakurikuler madin atau futsal, pilih mana. Pasti pilih yang fun,’’ jelasnya kemarin (11/8).

Kamaruddin menuturkan dia khawatir madin bakal semakin ditinggalkan anak didik jika statusnya disejajarkan dengan eskstrakurikuler pilihan lainnya. Dia berharap madin tetap seperti yang sudah berjalan sekarang ini.

Kamaruddin mengatakan selama ini sasaran program madin adalah siswa di SD, SMP, maupun SMA. Khusus untuk di SMP dan SMA saja, jumlah muridnya mencapai 500 ribu orang.

Kebijakan sekolah lima hari juga alot di internal pemerintah. Pada 9 Agustus lalu sudah keluar rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News