Tolak Pembekuan Referendum, Iraq Merapat ke Iran

Tolak Pembekuan Referendum, Iraq Merapat ke Iran
Kurdi Irak membawa bendera menuju tempat pemungutan suara referendum kemerdekaan, Senin (25/9) lalu. Foto: AFP

jpnn.com, IRAQ - Perdana Menteri (PM) Iraq Haider Al-Abadi menolak proposal damai Kurdistan Regional Government (KRG). Tawaran untuk membekukan hasil referendum kemerdekaan Kurdi pada 25 September masih kurang menggiurkan bagi Baghdad.

Sebab, yang pemerintahan Abadi inginkan adalah pembatalan hasil referendum.

”Pemerintah pusat hanya akan menerima pembatalan hasil referendum. Kami menuntut kepatuhan (Kurdi) terhadap konstitusi,” kata jubir kantor PM Iraq kemarin (26/10).

Saat pernyataan sikap itu dirilis, Haider sedang berada di Kota Teheran, Iran. Dia bertemu Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Negeri Para Mullah, dan para pejabat tinggi Iran lainnya untuk membahas isu Kurdi.

Sementara Iraq berusaha mendapatkan dukungan Iran dalam menyelesaikan krisis Kurdi, bentrok pecah di perbatasan wilayah Iraq dan KRG.

”Pasukan Iraq menyerang pasukan Kurdi di dekat perbatasan Turki,” terang seorang pejabat KRG.

Tapi, laporan berbeda disampaikan Ahmed Al-Asadi dari pasukan paramiliter pro pemerintah, Popular Mobilization Forces. Dia menyebut pasukan Kurdi-lah yang membuka serangan. (AP/Reuters/hep/c17/any)


Sikap Iraq semakin keras dalam menyikapi hasil referendum Kurdi


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News