Tugas KPPS Berat, Honor Ngadat

Tugas KPPS Berat, Honor Ngadat
Proses penghitungan surat suara Pilpres 2019 di TPS 123 Kelurahan Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Foto: Ridho Hidayat/JawaPos.com

jpnn.com, SLEMAN - Seratusan petugas KPPS menggeruduk kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman, Senin (22/4), untuk menuntut pembayaran honorer mereka.

Di DIJ hanya honor KPPS Sleman yang belum cair hingga Senin kemarin. Atau sampai lima hari setelah pemungutan suara 17 April lalu.

Ketua Komunitas Peduli KPPS Sleman R. Muh Yadidi menilai keterlambatan pembayaran honor merupakan bentuk ketidakprofesionalan kinerja lembaga KPU.

Dia tidak bisa menerima alasan KPU soal keterlambatan pencairan honor KPPS. Yakni soal waktu untuk verifikasi latar belakang pekerjaan petugas KPPS.

"Proses tersebut harusnya sudah selesai saat calon petugas KPPS diseleksi dan dinyatakan lolos," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Real Count KPU Pilpres 2019: Data 26%, Selisih Makin Tebal

Ketua KPPS Tempat Pemungutan Suara (TPS) 9 Minomartani, Ngaglik, itu menambahkan, telatnya pembayaran honor berpengaruh terhadap minat masyarakat menjadi KPPS. Apalagi besaran honornya dicap tak sebanding dengan beban kerja.

“KPPS harus kerja keras. Bahkan tak sedikit yang tak tidur 24 jam untuk menyelesaikan proses rekapitulasi suara,” beber Yadidi.

Molornya pencairan honor KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) di Sleman berbuntut aksi unjuk rasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News