Tulisan Asia Sentinel soal Rezim SBY Bukan Skenario Politik?

Tulisan Asia Sentinel soal Rezim SBY Bukan Skenario Politik?
Tampilan laman Asia Sentinel dalam artikel tentang patgulipat kasus Bank Century. Foto: asiasentinel.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe memprediksi pemberitaan berjudul Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy' di Asia Sentinel yang membeber patgulipat soal Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara yang akhirnya dibeli J Trust bukanlah bagian dari skenario politik di Indonesia jelang Pemilu 2019.

Ramses meyakini penulis artikel sekaligus pendiri Asia Sentinel John Berthelsen punya data sehingga berani mengungkap skandal di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Saya berpikir media asing itu punya data, makanya berani menuduh SBY sehingga berita itu bisa menjadi fakta, bukan skenario politik," ujar Ramses kepada JPNN, Sabtu (15/9).

Berthelsen dalam artikel itu merujuk laporan hasil investigasi setebal 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius. Gugatan Weston itu disusun melalui analisis analisis forensik atas berbagai bukti yang kemudian dikompilasi oleh satuan tugas khusus investigator dan pengacara dari Indonesia, Inggris, Thailand, Singapura, Jepang dan negara lainnya.

Ramses mengatakan, berita soal Bank Century memang bergema hingga memantik reaksi banyak kalangan. Terlebih, kata pengajar di Universitas Mercu Buana Jakarta itu, kasus Century memang merugikan banyak nasabahnya.

"Kasus Bank Century ini kan enggak jelas penyelesaiannya, terutama nasib para nasabah," ucapnya.

Hanya saja, kata direktur eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia itu, tulisan Asia Sentinel memantik spekulasi karena diterbitkan jelang Pemilu 2019. "Saya belum bisa simpulkan apakah ada pihak di dalam negeri yang sengaja memainkan isu ini, tapi intinya, dalam politik apa saja bisa terjadi," pungkas Ramses.(gir/jpnn)


Pengamat politik menilai pemberitaan Asia Sentinal soal Bank Century menjadi ramai karena Indonesia sedang berada di tahun politik jelang Pemilu 2019.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News