Ubah Paradigma, Dikotomi PTS dan PTN Harus Dihilangkan

Ubah Paradigma, Dikotomi PTS dan PTN Harus Dihilangkan
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Foto: Dok. Kemenristekdikti

jpnn.com, BALI - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan Revolusi Industri (RI) 4.0 dan ekonomi digital merupakan tantangan yang harus disikapi dunia pendidikan tinggi secara cepat dan tepat. Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta harus mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan mulai dari pengelolaan kelembagaan, riset, kualitas sumber daya dosen, kurikulum maupun mahasiswa.

Menurutnya, hal ini perlu agar mampu bersaing dalam era RI 4.0. Perguruan tinggi negeri dan swasta harus membangun budaya mutu agar memiliki daya saing di tingkat global. Saat ini, kata dia, perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta (PTS) memiliki nilai yang sama. Hal yang membedakan hanyalah sumber dana pengelolaan. Artinya PTS dengan akreditasi A sama nilainya dengan PTN dengan akreditasi A.

“Kita semua harus mengubah paradigma perguruan tinggi ke depan, dikotomi perguruan tinggi swasta dan negeri harus dihilangkan. Mutu jadi tujuan utama sebuah perguruan tinggi dan akreditasi menjadi ukurannya,” ujar Menteri Nasir saat membuka Rapat Kerja Daerah Kopertis Wilayah VIII di Bali, Jumat (2/2).

Pada kesempatan ini, Menteri Nasir juga menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo agar perguruan tinggi menjaga budaya mutu, sehingga menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen bersama antara pimpinan perguran tinggi dan badan pengelola perguruan tinggi.

Salah satu upaya meningkatkan mutu perguruan tinggi adalah dengan melakukan penggabungan (merger) perguruan tinggi-perguruan tinggi kecil. Tujuannya adalah agar dihasilkan perguruan tinggi yang lebih sehat dan bermutu.

“Saat ini sudah ada tiga perguruan tinggi yang melakukan merger. Jika yayasan perguruan tingginya sama akan lebih mudah untuk bergabung,” tutur Menteri Nasir.

Salah satu upaya Kemenristekdikti untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia adalah dengan melakukan revitalisasi pendidikan politeknik. Lulusan pendidikan politeknik akan dibekali berbagai kompetensi dan sertifikasi dengan standar nasional maupun internasional sehingga siap bersaing di era global. Baik sebagai tenaga kerja yang handal dan siap pakai maupun membuka usaha sendiri.(esy/jpnn)


Revolusi Industri (RI) 4.0 dan ekonomi digital merupakan tantangan yang harus disikapi dunia pendidikan tinggi secara cepat dan tepat.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News