Upaya Preventif Tunggu Ada Skimming, Baru Ada Evaluasi

Upaya Preventif Tunggu Ada Skimming, Baru Ada Evaluasi
Satuan Raimas Sabhara Polrestabes Surabaya tingkatkan patroli di sejumlah mesin ATM Bank Mandiri di Jalan Indrapura dan ATM Bank BRI di Jalan Rajawali, Selasa (20/3). Foto: Ahmad Khusaini/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Maraknya kejahatan modus skimming ATM mengharuskan pihak perbankan meningkatkan investasi di sektor pengamanan.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menganggarkan investasi untuk IT sebesar Rp 2,9 triliun, dan untuk keamanan sebesar Rp 300 miliar.

Jumlah tersebut juga sangat kecil jika dibanding laba bersih BRI yang sebesar Rp 29,04 triliun.

Direktur Digital Banking & Technology BRI Indra Utoyo mengatakan, peningkatan keamanan sudah tentu harus terus diupayakan oleh perseroan.

"Perhatian khusus terkait masalah skimming tentu dilakukan, baik dari dari aspek kebijakan maupun teknologi. Jika nanti diperlukan peningkatan investasi tentu akan ditempuh," ujarnya.

Peneliti The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, belanja modal untuk keamanan baik dari sisi sistem IT maupun pengecekan di lapangan masih kurang. "Seharusnya investasi untuk sistem keamanan lebih besar," ungkapnya.

Dalam hal ini, perbankan seharusnya lebih memperhatikan CCTV di mesin automated teller machine (ATM) secara rutin.

Selama ini pemeriksaan CCTV kurang maksimal sehingga bank tidak sadar ketika ada orang memasang skimmer. Selain itu jumlah personel yang melakukan patroli di ATM juga kurang.

Untuk mencegah skimming ATM, pihak perbankan seharusnya lebih memperhatikan CCTV di mesin ATM secara rutin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News