Upaya Preventif Tunggu Ada Skimming, Baru Ada Evaluasi
jpnn.com, JAKARTA - Maraknya kejahatan modus skimming ATM mengharuskan pihak perbankan meningkatkan investasi di sektor pengamanan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menganggarkan investasi untuk IT sebesar Rp 2,9 triliun, dan untuk keamanan sebesar Rp 300 miliar.
Jumlah tersebut juga sangat kecil jika dibanding laba bersih BRI yang sebesar Rp 29,04 triliun.
Direktur Digital Banking & Technology BRI Indra Utoyo mengatakan, peningkatan keamanan sudah tentu harus terus diupayakan oleh perseroan.
"Perhatian khusus terkait masalah skimming tentu dilakukan, baik dari dari aspek kebijakan maupun teknologi. Jika nanti diperlukan peningkatan investasi tentu akan ditempuh," ujarnya.
Peneliti The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, belanja modal untuk keamanan baik dari sisi sistem IT maupun pengecekan di lapangan masih kurang. "Seharusnya investasi untuk sistem keamanan lebih besar," ungkapnya.
Dalam hal ini, perbankan seharusnya lebih memperhatikan CCTV di mesin automated teller machine (ATM) secara rutin.
Selama ini pemeriksaan CCTV kurang maksimal sehingga bank tidak sadar ketika ada orang memasang skimmer. Selain itu jumlah personel yang melakukan patroli di ATM juga kurang.
Untuk mencegah skimming ATM, pihak perbankan seharusnya lebih memperhatikan CCTV di mesin ATM secara rutin.
- Teken Kerja Sama dengan 3 Bank BUMN, Panglima TNI Sebut Memiliki Dua Arti Penting
- BRI Life Dukung Penguatan UMKM dengan Asuransi
- Mantap, Duo Bank BUMN Ini Pecahkan Rekor Harga Saham Tertinggi
- Perkuat Layanan Keuangan Digital, Bank DKI Kembangkan Fitur QRIS dan Virtual Account
- Bobol Rekening BRI Rp 5,2 Miliar, Eks Pegawai Gunakan Modus Tak Biasa
- BRI Microfinance Outlook 2023 Bahas Prospek Ekonomi di Tengah Ketidakpastian