Vape Bisa Meledak di Mulut?

Vape Bisa Meledak di Mulut?
Ilustrasi. Rokok elektrik/vape. Foto Drake

jpnn.com - Rokok elektrik atau vape sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Namun, meski dianggap lebih aman dari rokok tembakau, vape tetap tak lepas dari risiko. Sudah ada beberapa kasus di mana vape meledak jika penggunaannya dilakukan tidak tepat.

Vape terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan tiga komponen utama, yaitu baterai, elemen pemanas, dan tabung berisi cairan (cartridge).

Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan (zat kimia) di dalam tabung dan mengubah menjadi uap yang diisap oleh penggunanya. Pengguna mengisap zat kimia langsung dari corong vape yang berada di ujung cartridge.

Vape memang bisa meledak, tetapi bukan meledak seperti bom, melainkan hanya meletup. Pada umumnya, sumber tenaga vape adalah baterai ion lithium dan dari sinilah sumber bisa dicetuskannya ledakan pada vape.

Saat Anda mengisap vape, baterai akan memanaskan elemen yang nantinya akan mengubah cairan di dalam cartridge menjadi uap.

Baterai ion lithium bisa menjadi sumber api dan menimbulkan kebakaran bila berada di suatu area dengan tekanan tertentu, seperti di dalam bagasi pesawat.

Saat terjadi kegagalan sistem pada baterai ion lithium, tekanan di dalam baterai pada akhirnya dapat menekan lapisan pengaman baterai hingga bocor dan tekanan itu mendorong keluar secara tiba-tiba.

Selain itu, vape silinder lebih rentan karena meningkatkan risiko kebakaran yang lebih besar. Saat baterai pada vape bocor atau pecah, dengan mudah tekanan dari baterai menyebar dan menyebabkan vape pecah atau meletup.

Pengguna mengisap zat kimia langsung dari corong vape yang berada di ujung cartridge. Vape memang bisa meledak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News