Wabah dari Timur Tengah Kembali Menghantui Korsel

Wabah dari Timur Tengah Kembali Menghantui Korsel
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com, SEOUL - Middle East Respiratory Syndrome (MERS) menghantui Korea Selatan (Korsel). Penyakit mematikan yang mudah menular itu muncul lagi setelah kali terakhir terdeteksi sekitar tiga tahun lalu. Ancaman wabah itu dibawa seorang pria 61 tahun yang pulang dari Kuwait pekan lalu.

Kini, pria yang identitasnya dirahasiakan tersebut menjalani perawatan intensif. Dia diisolasi agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Untuk memastikan wabah MERS belum menyebar, pemerintahan Presiden Moon Jae-in pun bergerak cepat.

Pihak berwajib melacak para penumpang yang satu pesawat dengan si pasien. Itu tentu tidak mudah karena pasien menumpang dua pesawat dalam perjalanan Kuwait-Korsel.

’’Bersama pemerintah, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah persebaran MERS,’’ ujar Direktur Badan Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea (KCDC) Jeong Eun-kyeong kepada Reuters. Sejauh ini, sebagian besar penumpang yang berkebangsaan Korsel sudah terlacak. Bahkan, mereka sudah menjalani pemeriksaan awal.

Tapi, dalam penerbangan itu ada sekitar 50 orang asing yang berstatus turis di Korsel. Nah, melacak turis-turis yang tidak punya alamat tetap dan nomor telepon Korsel itu tidak mudah. Yang bisa dilakukan saat ini adalah melacak keberadaan mereka lewat kamera CCTV.

Selain itu, pemerintah berharap biro-biro perjalanan wisata yang jasanya digunakan para turis tersebut melapor. Dengan demikian, pemerintah mendapatkan informasi tambahan yang berguna. Pemerintah ibu kota dan beberapa kota lain di Korsel juga mengimbau para wisatawan yang tiba di Korsel dengan Emirates EK 322 untuk segera melapor.

Setelah pasien dinyatakan positif mengidap MERS, Korsel langsung mengubah status kewaspadaan terhadap virus asal Timur Tengah itu. Channel News Asia melaporkan bahwa status biru telah berubah ke kuning pada Selasa (11/9). Warna kuning berarti virus MERS sudah masuk Korsel. Sedangkan warna biru berarti tidak akan ada wabah MERS dalam waktu dekat.

Jeong menceritakan bahwa pasien kembali ke Seoul setelah melakukan perjalanan bisnis ke Al Zour, Kuwait. Di sana, kabarnya, dia menderita diare selama 10 hari. Diare merupakan salah satu gejala awal MERS. Pasien sempat menunda kepulangannya karena terlalu lemah untuk bepergian. Tapi, belum sampai sembuh, dia memilih pulang.

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) menghantui Korea Selatan (Korsel). Penyakit mematikan yang mudah menular itu muncul lagi

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News