Waspada, Kasus Malaria Meningkat di Lebih dari 13 Negara

Waspada, Kasus Malaria Meningkat di Lebih dari 13 Negara
Nyamuk Aedes Aegepty penyebar demam berdarah. Foto: Health

jpnn.com - Jumlah orang yang terkena malaria meningkat pada 2017, hal ini menurut laporan World Malaria Report 2018 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tercatat ada 219 juta kasus malaria pada 2017, naik dari 217 juta pada 2016. Pada 2017, disebutkan juga bahwa ada 435 ribu kematian akibat malaria secara global, dibandingkan dengan 451 ribu kematian pada 2016. 

Sekilas tentang malaria

Penyakit malaria telah menyebar sejak lebih dari tiga ribu tahun lalu. Ia mengancam hampir di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 72 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas malaria. Namun, masih terdapat 10,7 juta penduduk yang bermukim di zona endemis menengah dan tinggi malaria. Papua, Papua Timur, dan Nusa Tenggara Timur dikategorikan sebagai wilayah endemis tinggi malaria.

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit jenis Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles. Akibatnya, Anda akan mengalami sejumlah gangguan kesehatan yang khas.

“Malaria ditandai dengan demam tinggi, menggigil, anemia, pembesaran limpa, dan terbilang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Umumnya kematian terjadi bila malaria menyerang otak, karena dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan kejang,” ujar dr. Resthie Rachmanta Putri dari KlikDokter.

Secara global, hampir 80% kematian akibat malaria pada 2017 terjadi di 17 negara di wilayah Afrika dan India. Tujuh dari negara tersebut memanggul 54% kematian akibat malaria: Nigeria (19%), Republik Demokrasi Kongo (11%), Burkina Faso (6%), Tanzania (5%), Sierra Leone (4%), Niger (4%) and India (4%).

Anak usia 5 tahun adalah kelompok yang terkena dampak malaria. Pada 2017, sebanyak 61% persen kematian akibat malaria terjadi pada anak-anak. Faktanya, setiap dua menit seorang anak meninggal dunia karena penyakit ini.

“Untuk benar-benar mengendalikan malaria, kita memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup tindakan pengendalian vektor dan diagnosis serta pengobatan dini, terutama di tingkat desa. Sebagian besar orang yang berisiko terinfeksi tidak mendapatkan perlindungan, termasuk wanita hamil dan anak-anak di Afrika,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director-General dari WHO, dilansir situs web who.int.(RS/ RVS/klikdokter)


Malaria ditandai dengan demam tinggi, menggigil, anemia, pembesaran limpa, dan terbilang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.


Redaktur & Reporter : Yessy

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News