Wewey Wita Kebanjiran Tawaran jadi Bintang Iklan

Wewey Wita Kebanjiran Tawaran jadi Bintang Iklan
Wewey Wita (kanan) seusai mengalahkan Sounthavong Olathai dari Laos pada kelas 50-55 kg Putri, Minggu 26/8/18. Foto: Chandra Satwika/Jawa Pos

jpnn.com - Wewey Wita seolah mengakhiri paradigma yang berkembang selama ini bahwa pencak silat hanya milik orang pribumi. Wewey menjadi penegas bahwa pencak silat adalah milik semua.

Wewey juga merobohkan tembok tebal bahwa warga keturunan Tionghoa hanya mau bersentuhan dengan olahraga bulu tangkis, basket, tenis, atau wushu.

Wewey meruntuhkan semua stigma itu dengan sempurna. Dia persembahkan sekeping medali emas Asian Games 2018 dari arena pencak silat untuk Indonesia. Negara yang dicintainya.

Ya, Wewey merupakan keturunan Tionghoa. Darah Tionghoa itu mengalir dari sang ayah Yeo Meng Tong. Ayahnya dulu berpaspor Singapura. Statusnya kemudian berubah menjadi WNI setelah menikahi perempuan Ciamis bernama Ani Rohimah yang tak lain adalah ibu Wewey.

Wewey adalah anak sulung enam bersaudara. Awalnya, dia hidup berkecukupan sebelum akhirnya jatuh miskin ketika bisnis sang ayah bangkrut. Sempat hidup mapan di Singapura, kehidupannya berubah drastis setelah orang tuanya memutuskan tinggal di kampung halaman ibunya di Ciamis.

Di sana, Wewey kecil yang perempuan dan Tionghoa mau tidak mau beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Di tempat barunya itu, kebanyakan temannya adalah laki-laki.

Perempuan kelahiran 13 Februari 1993 tersebut menghabiskan banyak waktunya untuk bermain gundu, kartu, dan sepak bola. ”Sering menang, kartunya aku jual dan uangnya dikasih ke Mama,’’ kenangnya.

Melihat pergaulan Wewey yang lebih sering dengan anak laki-laki, sang mama sering takut anaknya kehilangan sisi feminin. Wewey pun didaftarkan lomba peragaan busana. Di sebuah kejuaraan, dia berhasil menyabet peringkat kedua.

Wewey Wita merupakan keturunan Tionghoa berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 dari cabor pencak silat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News