Wikileaks Cegah AS Terus Dukung Rezim Lama

Wikileaks Cegah AS Terus Dukung Rezim Lama
Wikileaks Cegah AS Terus Dukung Rezim Lama
PENDIRI Wikileaks Julian Assange menyatakan bahwa penerbitan kabel diplomatik AS memicu pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Afrika Utara dan Timur Tengah. Ahli komputer yang marah pada pemerintah AS dengan menerbitkan ribuan kabel rahasia itu mengatakan, kebocoran mungkin telah membujuk beberapa rezim otoriter untuk berpikir bahwa mereka tidak bisa mengandalkan dukungan AS jika kekuatan militer digunakan kepada demonstran.

Seperti dikutip REUTERS, Assange menyatakan bahwa penggunaan militer hanya akan menyulitkan pihak Barat untuk melanjutkan dukungannya pada rezim lama. "Kabel Tunisia menunjukkan dengan jelas bahwa jika hal itu terjadi, yaitu jika terjadi suatu pertarungan antara militer di satu sisi, dan rezim politik (Presiden Zine al-Abidine) Ben Ali di sisi lain, Amerika Serikat kemungkinan akan mendukung militer," kata Assange saat berbicara di hadapan ratusan mahasiswa di Universitas Cambridge, Selasa (15/3) lalu.

"Itu adalah sesuatu yang pasti juga menyebabkan negara-negara tetangga Tunisia berpikir serupa. Yaitu, jika mereka melakukan intervensi militer, mereka tidak mungkin berada pada sisi yang sama dengan Amerika Serikat," kata Assange.

Gelombang kerusuhan mulai terjadi di Tunisia Desember lalu, yang memaksa Presiden Ben Ali meninggalkan negara itu sebulan kemudian. Assange menambahkan, protes yang kemudian bermunculan di tempat lain di wilayah Afrika Utara telah mendorong Wikileaks terus membocorkan informasi tentang tokoh utama di Mesir, Libya dan Bahrain secepat mungkin.

PENDIRI Wikileaks Julian Assange menyatakan bahwa penerbitan kabel diplomatik AS memicu pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Afrika Utara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News