Meriahnya Jember Fashion Carnaval

Mulai Manusia Akar hingga Robot

Meriahnya Jember Fashion Carnaval
Salah satu tim yang tampil dalam Jember Fashion Carnaval. Foto: Yuyung Abdi/JP
JEMBER – Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-7 terselenggara dengan apik. Puluhan ribu pengunjung, termasuk turis mancanegara, tampak menikmati sajian acara tahunan tersebut. Mereka rela berdesakan di sepanjang jalan yang dilewati arak-arakan peserta karnaval. Mulai lokasi pemberangkatan  di alun-alun (depan kantor pemkab)   sampai GOR Kaliwates, sepanjang 3,6 km.

Parade fashion bertema World Evolution itu menampilkan sembilan defile. Temanya beragam. Mulai Archipelago Papua sampai manusia robot. Berbeda dengan even-even sebelumnya, kali ini JFC tidak hanya menampilkan parade fashion, tapi juga marching band. Pemain marching band juga berkostum seperti peserta lain karnaval itu. Selain musik, ada perpaduan fashion dan tari.

Presiden Jember Fashion Carnaval Council (JFCC) Dynand Fariz mengatakan, apa yang ditampilkan grup marching band itu merupakan konsep baru. ”Kami sengaja ingin tampil beda. Sehingga, para penonton tidak hanya disuguhi musik, tapi juga penampilan anggota marching band yang eye catching,” ujarnya.

Iring-iringan marching band menjadi pembuka jalan bagi peserta parade. Selanjutnya, ada Archipelago Papua, Barricade (gambaran pasukan polisi dan pengamanan), People Off Earth (kondisi masyarakat bumi yang serba plastik), Gate-11 (gambaran ruang tunggu bandara internasional yang dipadati orang berbagai bangsa), Root (gambaran illegal logging), Metamorphic (gambaran perubahan sifat buruk ke baik), dan Undersea (gambaran keindahan alam bawah laut).

Setidaknya, 550 peserta ambil bagian dalam parade itu. Mereka tidak hanya beraksi di jalan yang disaksikan ribuan pasang mata serta menjadi objek jepretan fotografer, tapi juga memperebutkan berbagai penghargaan. Mulai dari JFC Award, Best Costum Award, Unique Costum, Best Presenter, hingga Best Performance.

Panitia juga menyediakan beasiswa masuk sekolah mode Esmod, Jakarta. Menurut Intan Ayunda Vira, salah seorang alumnus JFC yang kini mendapatkan tugas menjadi juri, dari tahun ke tahun, perkembangan peserta JFC meningkat. Tak ayal, perkembangan itu membuat persaingan mendapatkan tiket ke Esmod menjadi lebih sulit.

”Sekarang peserta baru nggak ada beda dengan peserta lama. Bahkan, kami para juri kagum dengan motivasi dan kreasi peserta baru,” ujarnya. Para peserta junior ini tidak tanggung-tanggung dalam berkreasi. Meski pertama menjadi peserta, mereka sudah mampu mengeksplorasi kemampuan merancang dan menciptakan pakaian-pakaian unik.

Dewan juri yang terdiri atas alumni JFC, siswa Esmod Jakarta, pemerhati mode, dan alumni mode Esmod Prancis tersebut semula pesimistis dengan penampilan defile root atau akar. ”Sempat kepikiran dan menjadi bisik-bisik juri, kalau tema ini bakalan nggak asyik,” tambahnya.

JEMBER – Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-7 terselenggara dengan apik. Puluhan ribu pengunjung, termasuk turis mancanegara, tampak menikmati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News