Ada Pasien Bayar Sendiri

RSUP Dr Sardjito Masih Terima Pasien KLB Merapi

Ada Pasien Bayar Sendiri
Ada Pasien Bayar Sendiri
JOGJA - RSUP Dr. Sardjito sampai saat ini masih menerima pasien kejadian luar biasa (KLB) Merapi. Pasien yang masuk ke rumah sakit ini tak hanya mereka yang menjadi korban erupsi Merapi, tapi juga para pengungsi yang mengalami sakit selama berada di pengungsian.Pemerintah menanggung penuh seluruh biaya pengobatan para korban. Namun, masih ditemukan kasus pasien yang harus membayar biaya pengobatannya.

Kepala Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito Heru Trisna Nugroho, kemarin (25/11), menjelaskan, rumah sakit ini masih menjadi rujukan utama untuk seluruh korban erupsi Merapi. "Info terkini yang saya dapat, masa tanggap darurat diperpanjang sampai 9 Desember. Karena itu, seluruh pasien Merapi yang masuk di antara 26 Oktober sampai 9 Desember terhitung pasien KLB. Seluruh pembiayaan dari pemerintah melalui kementrian kesehatan," jelasnya.

Besarnya biaya pengobatan selama terjadi KLB Merapi belum ditentukan. Namun, Heru memastikan sumber pembiayaan datang dari pemerintah. Pihak di luar pemerintah tidak memberikan bantuan berupa dana, melainkan obat dan peralatan. "Kita mendapat bantuan obat-obatan dan alat kesehatan dari luar. Ada yang dari rumah sakit, ada yang merupakan hibah dari dinas kesehatan, ada juga dari beberapa stasiun TV," tuturnya.

Meski belum dikalkulasi, Heru mengatakan, jumlah biaya yang dikeluarkan selama KLB Merapi tinggi. Selain kebutuhan obat-obatan dan operasi, banyak pasien yang membutuhkan perawatan intensif. "Untuk operasi patah tulang dan pasang plat, biayanya tinggi. Satu plat bisa berharga Rp 5 juta - Rp 6 juta. Belum lagi biaya lainnya seperti satuan perawatan intensif ICU, ICCU, dan ruang picu," katanya memberi ilustrasi.

JOGJA - RSUP Dr. Sardjito sampai saat ini masih menerima pasien kejadian luar biasa (KLB) Merapi. Pasien yang masuk ke rumah sakit ini tak hanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News