Kasus Pasuruan Kental Provokasi

DPR: Waspadai Eskalasi Konflik Horizontal

Kasus Pasuruan Kental Provokasi
Kasus Pasuruan Kental Provokasi
JAKARTA - Belum lagi tuntas penyelidikan kasus bentrok berdarah di Cikeusik, Pandeglang, kemarin, kasus serupa kembali meledak di Pasuruan. Sebuah pesantren yang diduga beraliran syi'ah diserang tiba-tiba oleh kelompok tak dikenal.

Melihat itu, kalangan DPR meminta agar semua pihak waspada. Mereka menilai, ada gejala serius dimana berbagai aksi kekerasan massa belakangan memang disengaja oleh pihak-pihak tertentu untuk memprovokasi terjadinya kerusuhan di berbagai tempat.  "Saya berharap semua bersikap tenang dan tetap kritis akan motif-motif di balik aksi pelemparan di Pasuruan. Jangan sampai terprovokasi," kata anggota Komisi VIII DPR Ali Maschan Moesa di Jakarta, kemarin (15/2/2011).

Menurutnya, terlepas apakah ada rekayasa berupa kesengajaan dari pihak-pihak tertentu atau tidak di balik aksi pelemparan terhadap Ponpes Al-Ma'hadul Islam di Beji Pasuruan, yang pasti beberapa kejadian serupa baik di Cikeusik maupun di Temanggung yang terjadi sebelumnya, secara psikologi massa sedikit banyak juga mempengaruhi aksi provokatif ini.

Karenanya, anggota Fraksi PKB yang juga mantan Ketua PW NU Jawa Timur ini meminta agar aparat keamanan di samping tegas juga jeli dalam menyikapi kasus ini. Bagi dia, bagaimanapun berbagai kasus konflik horizontal yang makin mudah terpicu di masyarakat secara umum juga diakibatkan oleh keringnya prakarsa pemerintah yang lebih sering hanya menggunakan langkah-langkah legal formal daripada pendekatan dialog antar kelompok agama.

JAKARTA - Belum lagi tuntas penyelidikan kasus bentrok berdarah di Cikeusik, Pandeglang, kemarin, kasus serupa kembali meledak di Pasuruan. Sebuah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News