BNP2TKI Terus Monitor Keberadaan TKI di Libya

BNP2TKI Terus Monitor Keberadaan TKI di Libya
BNP2TKI Terus Monitor Keberadaan TKI di Libya
JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebutkan, di Libya ada ratusan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang tercatat bekerja. "Totalnya sekitar 800-an tenaga kerja kita di sana (Libya)," kata Kepala BNP2TKI, Mohamad Jumhur, kepada JPNN di Jakarta, Sabtu (26/2).

Menurut Jumhur pula, TKI di negara yang tengah berkonflik tersebut, sebagian besar bekerja di sektor formal seperti perusahaan konstruksi, serta pertambangan minyak seperti PT Wijaya Karya (Wika). "Para TKI kita di sana kebanyakan bekerja pada sektor-sektor formal," ujarnya.

Jumhur juga mengakui, akibat kerusuhan yang terjadi di Libya, akses untuk mendeteksi keberadaan TKI dan mengevakuasinya, mengalami kesulitan akibat kondisi di negara tersebut. Ditambah lagi dengan pihak Kedutaan Besar Libya di Indonesia yang mundur atau tidak beroperasi, sehingga sulit meminta izin landing pesawat untuk evakuasi TKI.

Meskipun begitu katanya, pemerintah tetap melakukan monitor serta berkonsentrasi untuk mengevakuasi WNI di negara tersebut. "Dalam proses evakuasi nantinya, ada pemikiran dengan menggunakan jalur pesawat dan laut. Lewat darat (bisa jadi) sangat tidak mungkin, karena setelah diteliti jarak terdekat lewat darat sekitar 600 km ke perbatasan Tunisia, sehingga sangat rentan sekali untuk dilalui. Langkah konkritnya adalah memonitor situasi dan konsentrasi TKI yang berada di sekitar Tripoli," tandasnya. (kyd/jpnn)

JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebutkan, di Libya ada ratusan tenaga kerja Indonesia (TKI)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News