Jepang Kewalahan Hadapi Krisis Nuklir

Tingkat Bencana PLTN Fukushima Naik ke Level 5

Jepang Kewalahan Hadapi Krisis Nuklir
KEWALAHAN - Dua petugas dari tim penanganan bencana Jepang yang kelihatan sedikit lelah. Foto: Japanalyst.com/internet.
TOKYO - Krisis nuklir di Jepang belum kunjung mereda tepat sepekan setelah gempa dahsyat dan tsunami mengguncang negara itu pada 11 Maret lalu. Bahkan, pemerintah Jepang kemarin (18/3) mengakui bahwa mereka kewalahan oleh besarnya skala bencana di wilayahnya.

Selain gempa dan tsunami membawa korban jiwa maupun kerusakan yang sangat besar, penanganan atas krisis nuklir berlangsung lamban. Korban jiwa dalam musibah itu dilaporkan mencapai 17 ribu jiwa. Dalam keterangannya kemarin, Badan Kepolisian Nasional (NPA) Jepang menyebut bahwa sedikitnya 6.539 korban tewas telah teridentifikasi. Selain itu, 10.354 dilaporkan hilang.

Jumlah itu melampaui korban tewas dalam gempa di Kobe pada 1995. Saat itu gempa yang berkekuatan 7,2 skala Richter (SR) menewaskan 6.434 orang. Bahkan, korban jiwa bencana kali ini mungkin terus bertambah. Itu terutama terjadi di tiga wilayah yang terkena dampak gempa dan tsunami terparah, yakni Prefektur Miyagi, Iwate, dan Fukushima.

"Kalau bicara secara terus terang, skala bencana kali ini memang belum terantisipasi di bawah rencana darurat penanganan bencana kami," tutur Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano kemarin. "Kami juga bertindak kurang cepat dalam menilai situasi dan mengoordinasikan semuanya," lanjutnya.

TOKYO - Krisis nuklir di Jepang belum kunjung mereda tepat sepekan setelah gempa dahsyat dan tsunami mengguncang negara itu pada 11 Maret lalu. Bahkan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News