Saya Tahu, Tapi Tak Bisa Mengatakan

Saya Tahu, Tapi Tak Bisa Mengatakan
Antasari Azhar. Foto : Fedrik Tarigan/Jawa Pos
KASUS pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan eks Ketua KPK Antasari Azhar kembali disorot karena sarat rekayasa. Kepada Jawa Pos, Antasari blak-blakan soal rekayasa itu. Berikut petikan wawancara dengan dia:

   

Saksi dari KPK menyudutkan Anda dalam persidangan?

Saksi tidak semata-mata saksi. Harus dilihat suasana batin dia dan kondisi dia. Saksi harus tidak boleh dalam keadaan ditekan. Majelis hakim harus memahami ini. Kalau Anda tahu, saksi itu (dari KPK) bahkan tidak mengetahui letak jantungnya saat ditanya apakah dia sakit. Dia menyentuh dada sebelah kanan, bukan kiri. Apakah yang begini bisa disebut sebagai saksi?

Dalam sidang, Anda memerintahkan penyadapan terhadap Nasrudin?

Saya tidak pernah memerintahkan penyadapan. Kalau pernah, mana surat perintah penyadapannya? Tidak pernah ada kan? Jadi ceritanya, pada 1 Januari 2009, untuk merayakan ulang tahun pernikahan, kami sekeluarga ke Bali. Nah, di Bali istri saya menerima telepon teror. Seorang wanita mengatakan, ini lho suamimu bersama saya, dia masih di sini. Apa-apaan ini? Padahal, saya kan bersama istri saya waktu itu?

KASUS pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan eks Ketua KPK Antasari Azhar kembali disorot karena sarat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News