Gudeg Terakhir untuk Sang Da'i

Gudeg Terakhir untuk Sang Da'i
Foto: M Ali/Jawa Pos/JPPhoto
SEBUNGKUS nasi gudeg yang masih hangat diletakkan Sudalno di lantai kamar majikannya. Saat itu, dia melihat Zainuddin M.Z, majikaannya, sibuk menyisir rambutnya. Dengan sikap yang sopan, Sudalno lalu keluar meninggalkan majikannya yang hanya ditemani sebungkus nasi gudeg dan teh hangat yang biasa disiapkan setiap pagi.

"Ibu, (istri Zainuddin, Hj Khalifah) masih senam," kata Sudalno kepada Jawa Pos. Baru sekitar pukul 09.00, Khalifah pulang. Saat itu, ketenangan pagi di Jalan Gandaria gang H. Aom itu berubah menjadi ketegangan. Tepat saat Hj Khalifah masuk ke dalam kamar dia mendapati suaminya sudah tergolek lemas. "Semua orang teriak-teriak minta tolong," imbuh pria asal Solo itu.

Semua orang yang ada di rumah itu pun bingung tak karuan. Mereka lantas memutuskan untuk membawa ustad kondang berjuluk da'i sejuta umat itu ke RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Ketegangan itu lantas pecah menjadi tangis saat nyawa Zainuddin tak tertolong dalam perjalanan. Dia dinyatakan meninggal sekitar pukul 10.00.

Sudalno menceritakan bahwa sebenarnya tidak ada firasat buruk sebelumnya. Bahkan seperti biasa, majikannya itu bangun pagi lalu beranjak dari kamar tidurnya yang berada di lantai dua untuk 'mencari angin' di teras atas yang langsung menghadap langsung ke Masjid Jami' Fajrul Islam.

SEBUNGKUS nasi gudeg yang masih hangat diletakkan Sudalno di lantai kamar majikannya. Saat itu, dia melihat Zainuddin M.Z, majikaannya, sibuk menyisir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News