Telepon Nyambung, KBRI Tunisia Segera Evakuasi WNI di Libya
Jumat, 26 Agustus 2011 – 06:16 WIB
JAKARTA - Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tunisia lega setelah berhasil menghubungi sebagian WNI yang terjebak di Libya. KBRI yang dipimpin duta besar (Dubes) M. Ibnu Said ini memiliki peran penting dalam evakuasi WNI dari Libya. Proses evakuasi bakal dilakukan secepatnya. Dari perbatasan Tunisia - Libya, tepatnya di kawasan Res Jedir dan Dehiba, tidak jauh dari Tripoli, tim evakuasi terus memantau perkembangan WNI yang terjebak di Libya. Para tim evakuasi tidak bisa masuk ke Libya karena militer Tunisia menutup titik-titik pintu masuk lintas negara. Penutupan pintu masuk dari Tunisia ke Libya ini dijelankan mulai Senin 22 Agustus lalu hingga jangka waktu yang ditentukan kemudian. "Pemerintah Tunisia tidak ingin konflik merembet masuk," tutur Said.
Petugas KBRI Tunisia yang tergabung dalam tim evakuasi terus mencoba menghubungi 19 WNI yang terjebak di Libya. Akhirnya, kontak berhasil nyambung pada Rabu malam (24/8) waktu Tunisia atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Memang tidak seluruh WNI yang terjebak berhasil dihubungi. Tapi, perkembangan ini menurut Said cukup penting dalam menjalankan skenario proses evakuasi.
Baca Juga:
Sebagai catatan, sambungan telepon di Libya mulai diputus sejak 16 Agustus hingga 22 Agustus. Sedangkan pada 23 Agustus sambungan telepon sudah dibuka tetapi masih labil. Sambungan telepon masuk ke Libya baru benar-benar terbuka Rabu malam.
Baca Juga:
JAKARTA - Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tunisia lega setelah berhasil menghubungi sebagian WNI yang terjebak di Libya. KBRI yang
BERITA TERKAIT
- Ratusan Warga Israel Serbu Masjid di Kota Tua Hebron
- Cegah Dampak Konflik Timteng Meluas, Indonesia tak Boleh Lengah
- Vietnam: Mengimpor Barang dari Uni Emirat Arab Rawan Penipuan
- Ampuh Lumpuhkan Serangan Iran, Iron Dome Israel Bikin Inggris Kepincut
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sukses Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan 2024, PPI Jerman: Wadah Menuju Indonesia Emas