Tertindas di Tanah Sendiri, Tak Yakin Hidup Berubah

Tertindas di Tanah Sendiri, Tak Yakin Hidup Berubah
Tertindas di Tanah Sendiri, Tak Yakin Hidup Berubah
MENJADI negara merdeka menjadi impian semua rakyat Palestina. Langkah pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas mengajukan status keanggotaan penuh di PBB pekan depan menjadi harapan rakyat Palestina yang sudah hidup di bawah pendudukan Israel selama 63 tahun.

Salah seorang warga Palestina, Mohammed Hassan al-Atrash, hanya tersenyum kecut saat ditanya tentang peluang disetujuinya usulan Abbas oleh Majelis Umum (MU) PBB. "Saya hanya orang yang sederhana," jawabnya sambil bersandar pada tongkat yang membantunya berjalan. "Saya tidak paham politik. Tetapi, berdasar pengalaman hidup saya, saya tidak yakin akan mendapatkan apapun. Apa yang tersisa setelah (pembangunan) permukiman (Yahudi), zona militer, dan dinding pemisah. Anda pikir bisa membangun negara hanya dengan beberapa desa yang terpencar?" ujarnya pesimistis.

"Jika PBB mau bertindak adil kepada Palestina, mereka harus menghentikan semua tindakan Israel. Bicara memang mudah. Tapi, yang terpenting adalah melihat kenyataan di lapangan," papar pria yang hidupnya menjadi bagian dari sejarah penderitaan rakyat Palestina sejak 63 tahun lalu itu.

Pernyataan Atrash tersebut cerminan dari pandangan sebagian rakyat Palestina. Ketika para pemimpin dunia sibuk melakukan langkah diplomasi untuk menghindari konflik kepentingan di New York, AS, pekan depan, rakyat Palestina justru makin akrab dengan kehidupan mereka yang kian terjajah.

MENJADI negara merdeka menjadi impian semua rakyat Palestina. Langkah pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas mengajukan status keanggotaan penuh di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News