Rest in Peace, Steve Jobs

Rest in Peace, Steve Jobs
Rest in Peace, Steve Jobs
Death is very likely the single best invention of life. It is life's change agent. It clears out the old to make way for the new. (Steve Jobs, 2005)

 

 SAN FRANCISCO - "Isyarat" itu, rupanya, tersirat lewat produk terbaru Apple, iPhone 4S, yang diluncurkan pada Selasa lalu (4/10). Begitu kabar meninggalnya Steve Jobs, pendiri dan otak di balik berbagai produk monumental Apple, di San Francisco tersiar pada Rabu malam lalu waktu setempat (5/10 atau Kamis pagi WIB), segera saja orang di penjuru dunia lewat beragam peranti komunikasi mengasosiasikan iPhone 4S sebagai iPhone for Steve.

 

Setidaknya itu mencerminkan kedukaan mendalam warga dunia atas kepergian pria yang oleh CNN disebut sebagai "Thomas Alva Edison Era Modern" itu. Pria berdarah Syria tersebut mengembuskan napas terakhir dalam usia 56 tahun setelah berjuang sejak 2004 melawan gerogotan kanker pankreas.

 

Tidak ada informasi detail tentang saat-saat terakhir pria yang tak memiliki latar belakang kesarjanaan di bidang teknologi itu. Namun, Apple mengonfirmasikan bahwa Jobs meninggal di rumahnya, Palo Alto, California, dengan didampingi sang istri, Lauren Powell, dan anak-anaknya. "Dia meninggal dalam damai." Begitu bunyi pernyataan resmi pihak keluarga sebagaimana dilansir Associated Press.

 

Death is very likely the single best invention of life. It is life's change agent. It clears out the old to make way for the new. (Steve Jobs, 2005)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News