Bangun Budaya dengan Lima Pilar

Bangun Budaya dengan Lima Pilar
Bangun Budaya dengan Lima Pilar
JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti menegaskan, Kemdikbud tengah menyusun strategi pembangunan nasional kebudayaan yang berdasarkan pada lima pilar penting.

Pertama, karakter dan jatidiri. Menurutnya, di Kemdikbud tentunya sudah banyak pula program mengenai hal ini dan diupayakan sejak usia dini. Kedua, sejarah dan warisan karya budaya. “Ada dua area penting di sini. Yakni, yang bersifat benda dan yang bukan benda,” sebut Wiendu di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Rabu (19/10).

Wiendu menjelaskan, area warisan yang bersifat benda, antara lain berupa heritage, candi, kawasan kota tua, artefak, museum dan juga termasuk struktur-struktur  bentang budaya yang biasaya bersifat sumberdaya alam namun memiliki nilai. “Sedangkan  warisan budaya tak benda, meliputi ideologi, sastra, kuliner, cara berpakaian dan lain sebagainya. Di akhir tahun ini kebetulan Indonesia menjadi tuan rumah UNESCO Cultural Heritage Meeting di Bali pada 22-29 November 2011 untuk membicarakan masalah ini,” imbuhnya.

Pilar ketiga adalah diplomasi budaya. Dijelaskan, kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia yang luhur perlu diangkat ke dunia sebagai satu citra positif yang sangat membantu ke dunia. “salah satu langkah awal, pada bulan lalu kita memiliki acara  Indonesia World Batik Summit 2011. Ini sudatu penegasan kepada dunia bahwa Indonesia adalah  rumah dunia budaya batik,” jelasnya.

JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti menegaskan, Kemdikbud tengah menyusun strategi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News