Siswa Harus Naik Sampan ke Sekolah
Kamis, 27 Oktober 2011 – 11:20 WIB
WANGGUDU - Sudah jatu tertimpa tangga pula. Pribahasa tersebut sangat tepat dengan apa yang dialami oleh warga Kecamatan Molawe. Belasan investor tambang yang beroperasi tutup mata dengan kondisi askes jalan meski perut bumi yang menggandung biji nekel dikeruknya. Bahkan pemerintah pun hanya diam melihat anak sekolah yang harus terlambat masuk belajar karena harus menaiki rakit. Namun ada masalah yang sangat ironis. Daerah yang terkenal dengan biji nikel tersebut menyimpan pertanyaan. Untuk diketahui, aktivitas pengerukan perut bumi yang dilakukan oleh investor di empat desa yaitu Desa Mowundo, Desa Tapungjaya, Desa Rapomoea dan Desa mandiodo, nampaknya tak sebanding dengan apa yang diambil oleh investor tambang.
Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara terkenal dengan kandungan biji nikel yang melimpah-ruah. Sangatlah wajar jika banyak investor asing yang berusaha masuk kelokasi itu untuk membangun perusahaan tambang. Namun hadirnya belasanan tambang disana rupanya tak sedikit pun memberikan angin segar bagi masyarakatnya.
Baca Juga:
Memang ketika melakukan perjalanan dari Kendari ke daerah tersebut beberapa ruas jalan poros sebagian telah di aspal namun jika dibandingkan dengan yang tidak di aspal maka lebih banyak yang tidak di aspal. Entah apa penyebabnya namun kabupaten yang baru saja memekarkan diri tersebut sedikit lebih lumayan jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Baca Juga:
WANGGUDU - Sudah jatu tertimpa tangga pula. Pribahasa tersebut sangat tepat dengan apa yang dialami oleh warga Kecamatan Molawe. Belasan investor
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Literasi, Lotte Mall Membangun Perpustakaan Sekolah di Jakarta
- SIS Preschool Sedayu City Usung Kurikulum Berbasis Riset, Perkuat STEAM
- Kreasi Sampah di SDN Sawah Baru 01 Demi Bumi Lestari
- Mau Kuliah Sambil Kerja? Yuk di UHAMKA
- Prof. Kumba Bantah Melakukan Pencatutan Nama dalam Publikasi Jurnal Internasional
- Melaju ke OSN Provinsi, 23 Siswa SMA Kesatuan Bangsa Targetkan Bawa Medali