Niat Jaga Adik, Pilih Jadi Wanita Malam

Niat Jaga Adik, Pilih Jadi Wanita Malam
Niat Jaga Adik, Pilih Jadi Wanita Malam
PANGANDARAN--Sebagai daerah wisata, Pangandaran tak bisa lepas dari keberadaan tempat hiburan malam. Kondisi itu dimanfaatkan para wanita penjaja seks (WPS) dari berbagai kota untuk mengadu nasib di Pangandaran. Menjelang peringatan Hari AIDS sedunia --1 Desember mendatang--, Radar (Group JPNN) menelusuri kehidupan di kawasan berisiko tinggi.

Dibantu seorang teman yang tinggal di lingkungan tempat hiburan malam, Radar diperkenalkan dengan seorang perempuan muda, sebut saja Edelwis --bukan nama sebenarnya. Dia mengaku warga Sidareja Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Usianya masih muda. Edelwis mengaku baru berusia 24 tahun dan sudah memiliki dua anak yang usianya 4 tahun dan 1,5 tahun. Pertengahan tahun ini, dia memilih terjun ke dunia esek-esek, sampai saat ini statusnya masih menikah.''Saya masih punya suami, tapi saya ditinggalkan. Sekarang lagi proses perceraian Mas,''tuturnya.

Saat ditemui Radar siang kemarin (29/11), cara berpakaian Edelwis tak mencolok perhatian, seperti halnya perempuan-perempuan malam lainnya. Edelwis memakai kaos lengan pendek dipadu celana panjang jeans. ''Gak harus terbuka lah Mas. Sekarang kan nggak lagi kerja. Kalau malam, ya memang nggak seperti ini (cara berpakaiannya, red),'' ulasnya tersipu malu.

Sembari membaca sebuah buku berjudul HIV & TB yang dipinjamnya dari Kelompok Peduli AIDS Pangandaran (KPAP), Edelwis mulai bercerita lika-liku hidupnya. Keputusan terjun ke dunia malam, muncul saat kali pertama mengetahui pekerjaan adiknya --terpaut usia 6 tahun dengannya- yang terjun di dunia malam.

 

PANGANDARAN--Sebagai daerah wisata, Pangandaran tak bisa lepas dari keberadaan tempat hiburan malam. Kondisi itu dimanfaatkan para wanita penjaja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News