Arroyo Bukan Yudhoyono

Arroyo Bukan Yudhoyono
Arroyo Bukan Yudhoyono
GLORIA Macapagal Arroyo beberapa tahun silam pernah bernasib serupa Susilo Bambang Yudhoyono. Menjelang musim Pilpres 2004 keduanya sama-sama mengaku tidak akan "nyapres". Tapi ketika akhirnya ikut Pilpres, keduanya memenangi pertarungan dan jadi presiden di negara masing-masing.

Arroyo dan Yudhoyono juga dikenal sama-sama piawai membangun citra. Tapi Arroyo bukan Yudhoyono. Sebab gaya tebar pesona Arroyo menyitrakan pemimpin wanita yang kuat. Lihat saja, ketika salah seorang warganya yang jadi TKW di Arab Saudi diancam hukuman mati, ia langsung datang ke sana untuk membebaskan pahlawan devisa negaranya. Arroyo memang sempat dijuluki "wanita terkuat" di Asia.

Tapi perempuan yang oleh majalah Forbes pernah didaftar dalam tabel "100 wanita paling digdaya" di muka bumi itu, sekarang pucat pasi dan tak punya daya: menjadi pesakitan penegak hukum. Selain karena korupsi, KPU Filipina juga akhirnya berani membongkar skandal kecurangan Arroyo dalam Pemilu lalu. Ancaman hukumannya bisa seumur hidup. Padahal ia sudah 64 tahun.

Kita belum tahu bagaimana akhir nasib Arroyo, penguasa yang oleh bangsanya dianggap melalaikan amanat rakyat. Kita hanya tahu, dan layak menaruh hormat, pada semangat rakyat negeri seberang utara itu dalam menegakkan hukum, menerapkan pasal universal: Setiap warga negara sama di hadapan undang-undang.

GLORIA Macapagal Arroyo beberapa tahun silam pernah bernasib serupa Susilo Bambang Yudhoyono. Menjelang musim Pilpres 2004 keduanya sama-sama mengaku

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News